HULU SUNGAI TENGAH, KOMPAS.TV - Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah menjadi salah satu pembuat Gula Merah atau Gula Aren secara tradisional, berbahan baku Air Juruh dari Pohon Hanau yang banyak terdapat di wilayah ini.
Seperti Suhaimi, warga Pamatang Desa Jatuh, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan ini setiap hari, pagi dan sore pergi ke kebun Pohon Aren miliknya, untuk menyadap Air Nira atau Air Aren.
Ia mengambil Air Nira, asal muasal dari Gula Aren yang kerap kita jumpai dipasaran.
Baca Juga: Gudeg Kangen Simbok, Pelipur Rindu Perantau di Banjarmasin Akan Masakan Jogja
Air yang berasal dari Pohon Hanau atau Enau yang disadap dan dikumpulkan nantinya akan di olah menjadi Gula Aren.
Untuk membuat Gula Aren, Air Nira hasil sadapan direbus hingga warnanya menjadi merah kecoklatan atau mengental.
Butuh waktu sekitar 4 jam dalam proses ini.
Agar merata, harus dlakukan pengadukan hingga mengental.
Setelah selesai proses ini, air Nira yang telah mengental siap dimuat kedalam wadah cetakan dan ditunggu selama kurang lebih 30 menit hingga mengeras.
“Gula aren milik saya ini asli, saya mempelajarinya dari orang tua dalam pembuatan dalam pembuatan gula aren ini, ya bisa di bilang usaha turun temurun lah” kata Suhaimi.
Baca Juga: Rumah Lanting, Warisan Budaya Masyarakat Pesisir Sungai di Banjarmasin yang Mulai Hilang
Dalam satu hari ayah 2 anak ini dapat memproduksi sekitar 8 kilogram Gula Aren yang nantinya dijual pada Pengepul Gula Aren dengan harga 14 ribu rupiah perkilogramnnya.
Dari keahlian turun temurun yang ia lakoni saat ini, sudah dapat menghasilkan hingga jutaan rupiah perbulan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.