WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan meninggalkan konferensi pers lebih cepat usai dicecar wartawan, Kamis (30/7/2020) waktu setempat.
Hal itu terjadi setelah Trump memuji metode yang diterapkan oleh seorang dokter asal Texas, Stella Immanuel.
Dokter Immanuel mengungkapkan hydroxychloroquine atau obat Malaria bisa menyembuhkan Covid-19.
Baca Juga: 100 Ventilator dari Donald Trump Sampai ke Indonesia
Sebelumnya di awal pekan ini, Trump meretweed video dokter Immanuel yang mempromosikan hydroxychloroquine untuk mengatasi penyakit dari virus Corona itu.
Hal tersebut membuat Trump dicecar oleh sejumlah wartawan salah satunya jurnalis CNN, Kaitlan Collins.
Menurutnya, metode yang digunakan Immanuel belum bisa dibuktikan. Apalagi dokter kelahiran Kamerun itu kerap membuat kontroversi.
Baca Juga: Kampanye di Medsos, Trump Tuding Tiktok Mata-mata
Dia sempat mengungkapkan penggunaan masker untuk Covid-19 tak akan berhasil.
Immanuel juga mengatakan sejumlah dokter membuat obat menggunakan DNA mahluk asing.
Meski begitu, Trump tetap membela dokter Immanuel walau pada akhirnya dia mengaku tak mengenal sang dokter.
Baca Juga: Keponakan Donald Trump Ungkap Psikologi Pamannya Rusak sejak Kecil
“Saya tak tahu dari mana dia berasal, tetapi dia mengatakan memiliki kesuksesan besar dengan ratusan pasien yang berbeda,” ujar Trump saat itu seperti dilansir 9 News.
“Saya pikir apa yang diutarakannya sangat penting, tetapi saya tak tahu banyak tentang dirinya,” lanjutnya.
Ketika Collins akan kembali bertanya, Trump memutuskan meninggalkan ruangan konferensi pers.
Baca Juga: Khawatirkan Covid-19, Donald Trump Batalkan Konvensi Partai Republik di Florida
Dukungan Trump kepada dokter Immanuel memang patut dipertanyakan, mengingat sang dokter tak memiliki catatan bagus di dunia medis.
Dokter Immanuel sempat mengungkapkan Kista dan Endometriosis disebabkan karena telah berhubungan seks dengan Iblis.
Selain mengatakan para dokter membuat obat dari DNA mahluk asing, Immanuel juga mengungkapkan bahwa vaksin yang membuat orang menjadi tak relijius tengah dikembangkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.