JAKARTA, KOMPASTV – Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu angkat bicara terkait tudingan dirinya tak mengerti sistem corporate dan dibilang banyak blunder soal pernyataan komisaris serta direksi di perusahaan BUMN titipan.
Ia merasa penjelasan bahwa rekrutmen komisaris dan direksi di BUMN tidak di buka secara umum tidak masuk akal.
Menurutnya publik memiliki hak untuk mengetahui sistem penerimaan komisaris dan direktur. Sebab gaji yang dikeluarkan untuk dua jabatan tersebut berasal dari perusahaan milik negara.
Baca Juga: Ribuan Direksi dan Komisaris BUMN Titipan, Stafsus Erick Thohir: Adian Enggak Paham, Banyak Blunder
“Lucu dan aneh bagi saya kalau negara mengeluarkan Rp3,7 triliun setiap tahun untuk 6.200 orang yang rakyat tidak tahu bagaimana cara rekrutmennya dan dari mana asal usulnya,” ujar Adian saat dihubungi, Sabtu (25/7/2020). Dikutip dari Kompas.com.
Adian menambahkan, rakyat hanya diyakinkan bahwa proses rekrutmen tersebut berasal dari talent pool yang dibuat Kementerian BUMN.
Namun, rakyat tak pernah tahu siapa saja orang-orang yang masuk ke talent pool tersebut dan bagaimana reputasinya.
Ia juga heran mengapa masyarakat tidak bisa ikut melamar menjadi direksi atau komisaris di perusahaan plat merah.
Baca Juga: Adian Napitupulu Sebut Semua Direksi dan Komisaris BUMN Titipan, Jumlahnya 6.000 Sampai 7.200 Orang
Menurut Adian, pembukaan lowongan bagi jabatan direksi dan komisaris sebuah perusahaan sudah lazim terjadi. Misalnya, lowongan yang dibuka oleh Perusda Pasar Surya, PT Patralog, PT Bank Jatim dan PT Jateng Petro Energi.
“Dari contoh di atas maka pernyataan bahwa tidak pernah ada lowongan Direksi atau Komisaris Corporate yang diumumkan terbuka tentu sebuah kesalahan besar atau sok tahu yang sangat akut,” ujarnya.
Lebih lanjut Adian mengingatkan perusahaan BUMN bukan organisasi intelijen atau badan intelijen selayaknya CIA atau M16 yang proses rekrutmen dilakukan secara rahasia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.