WASHINGTON, KOMPAS.TV - Seorang pria berkebangsaan Singapura mengakui dirinya merupakan mata-mata China.
Sosok bernama Jun Wei Yao itu mengaku bersalah dan mengatakan dirinya bekerja di AS sebagai agen China.
Seperti dikutip dari BBC, pihak AS menuntut Yeo karena menggunakan konsultan politiknya di AS sebagai cara mendapatkan informasi untuk intelejen China.
Baca Juga: Tensi Kian Memanas, China Perintahkan AS Tutup Konsulat di Chengdu
Yeo mengakui dirinya memata-matai pejabat AS dengan level keamanan tinggi dan membuat mereka menuliskan laporan ke klien palsu.
Yeo sendiri ditangkap oleh pihak AS ketika hendak terbang meninggalkan negara tersebut pada 2019
Pihak AS juga mengaku telah menahan seorang peneliti China yang dituduh menyembunyikan hubungannya dengan militer negara Tirai Bambu tersebut
Pengakuan Yeo dipastikan membuat hubungan diplomatic antara AS dan China semakin memanas.
Baca Juga: Kenapa Indonesia Pilih Vaksin Corona Buatan China daripada Inggris dan Amerika? Ini Faktanya
Sebelumnya, pihak AS telah memerintahkan China untuk menutup konsulat mereka di Houston
Hal itu setelah Presiden AS, Donald Trump menuduh agen China telah mencuri data dari sejumlah fasilitas di AS.
China pun membalas perintah AS dan meminta konsulat negara itu di Chengdu djuga ditutup.
Baca Juga: Kementerian Luar Negeri China Sebut Amerika Serikat Dikuasai Iblis
Hubungan China dan AS memang semakin memburuk, khususnya setelah wabah Covid-19 yang melanda dunia.
AS menuduh China telah mencuri properti intelektual mereka dan bersalah atas wabah Covid-19.
AS juga turut campur atas masalah Hong Kong dan muslim Uighur yang membuat China menjadi sorotan dunia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.