JAKARTA, KOMPAS.TV - Beberapa pekan terakhir saham properti perlahan bangkit. Apakah saatnya menambah koleksi saham properti?
Kinerja saham properti menciut sejak pandemi.
Tapi, penurunan suku bunga acuan BI pada 16 Juli lalu, diproyeksi akan jadi angin segar bagi saham properti, karena bisa berdampak pada penurunan suku bunga kredit kepemilikan rumah.
Karenanya analis menilai, investor layak memperhitungkan saham properti sebagai investasi jangka panjang.
Selama pandemi, bisnis properti mengalami tekanan signifikan, penyebabnya karena masyarakat cenderung mengabaikan kebutuhan yang bukan primer.
Demand properti juga menurun, karena bank beramai-ramai menunda pemberian penyaluran kredit, khawatir dengan kredit macet.
Tetapi, direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menilai, kebijakan pelonggaran PSBB dan penurunan suku bunga acuan BI, bisa mendorong laju bisnis properti, sehingga sahamnya layak dikoleksi oleh investor.
Sebelumnya, Kinerja sektor properti saat ini masih cenderung stagnan. Kendati demikian, hal ini dinilai wajar mengingat Pandemi Covid-19 memukul semua emiten properti.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja saham sektor properti dan konstruksi minus 34,9 persen dibandingkan posisi pada awal 2020.
Pekan lalu, sektor properti dan konstruksi ditutup pada level 327, turun dari posisi 503 sejak awal tahun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.