Kompas TV nasional update corona

Pakar Epidemiologi UGM Sudah Prediksi Kasus Covid-19 Indonesia Bakal Melampaui China

Kompas.tv - 18 Juli 2020, 22:38 WIB
pakar-epidemiologi-ugm-sudah-prediksi-kasus-covid-19-indonesia-bakal-melampaui-china
Ilustrasi sampel spesimen darah tes virus corona (Sumber: Shutterstock/Kompas.com)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPASTV – Terlampauinya kasus pasien positif Covid-19 China dari Indonesia sudah diprediksi sejak lama.

Pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama menilai hal tersebut wajar dan sudah diprediksi bakal terjadi.

Menurutnya hal itu karena penanganan Covid-19 di Indonesia masih tidak bagus ditambah masyarakatnya yang tidak disiplin. Bayu memberikan contoh kecil yakni pemakaian masker.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Kasus Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Sudah Melampaui China

"Pemerintah yang tidak mencontohkan yang benar, misalnya meminta masyarakatnya pakai masker, tapi sering ditemukan presiden, menteri, dan orang penting pemerintahan tidak menggunakan masker, bahkan saat berbicara," ujar Bayu, Sabtu (18/7/2020). Dikutip dari Kompas.com.

Bayu menambahkan tak heran jika angka kasus covid-19 di Indonesia terus bertambah. Sebab kasus Covid-19 di Indoneisa akan mengalami peningkatan.

Di samping itu, saat ini pemerintah sedang gencar melakuakn tes dan tracing walaupun masih belum seperti China.

Data Gugus tugas penanganan Covid-19 per tanggal 18 Juli 2020, Indonesia baru melakukan tes terhadap 697.043 orang dengan 1,2 juta spesimen untuk menemukan 84.882 kasus positif.

Baca Juga: Lagi, Jakarta Penambahan Tertinggi Kasus Covid-19 Hari Ini

Sedangkan China, dikutip dari Worldometers telah memeriksa lebih dari 90 juta warganya dengan hasil ditemukan 83.644 kasus pasien postif Covid-19. Jika diambil perbandingan, Indonesia baru melakukan 4.389 tes per 1 juta populasi. Sedangkan China melakukan 62.814 tes per 1 juta populasi.

Bayu juga mengingatkan, peningkatan kapasitas tes dan tracing juga harus disertai dengan keterbukaan data yang baik dan sinkronisasi data pusat dan daerah.

Sebab, menurut Bayu masih ditemukan jumlah kasus di pusat dengan daerah yang mengalami perbedaan jumlah kasus harian.

"Intinya peningkatan kasus ini sudah diprediksi dan itu ada bagusnya, karena jalan penemuan kasusnya, tapi harus diiringi beberapa hal tadi, keterbukaan data," ujar Bayu.

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x