JAKARTA, KOMPAS.TV - Bicara soal anggaran. Pemerintah sudah ancang-ancang merumuskan anggaran tahun depan.
Anggaran Kementerian Pertahanan tampaknya bakal kembali menjadi pengemban anggaran kementerian lembaga terbesar tahun depan.
Bos Kemenhan, Prabowo Subianto mengajukan anggaran total 129,2-7 Triliun rupiah.
Angka yang diajukan ini, terus merangkak setidaknya dari 2018, yang selalu di atas seratus triliun rupiah.
Dari total 129,2-7 T, sekitar 15 persen diantaranya, akan difungsikan untuk modernisasi alutsista, non alutsista dan sarpras pertahanan.
Kementerian pertahanan memang selalu kejar-kejaran soal anggaran terjawara dengan sang pengampu infrastruktur, kementerian PUPR.
Tapi ingat, ada tugas tambahan dari big boss Presiden Joko Widodo. Saat ketahanan tak hanya soal alutsista, tapi juga ketahanan pangan, alias proyek lumbung pangan nasional.
Masing ingat sentilan Presiden Joko Widodo soal rem belanja militer luar negeri.
Faktanya, impor senjata dan amunisi Maret kemarin, memang melonjak lebih dari 7 ribu persen, dari sebulan sebelumnya.
Tak berselang lama, dua produksi dalam negri di sebelah saya ini menjadi pilihan kementerian pertahanan.
Dua-duanya milik Pindad, BUMN produsen alat-alat pertahanan dan keamanan.
Satu, kendaraan taktis maung. Kemenhan memesan 5 ratus unit. Kelebihannya, menerjang medan sulit dan manuver yang lincah.
Selain mesin dan transmisi, semua komponennya adalah produksi dalam negeri.
Harga per unitnya 6 ratus juta rupiah, sudah termasuk spesifikasi militer.
Ada pesanan pula 4 miliar butir amunisi. Belum diungkapkan berapa nilai-nya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.