Kompas TV nasional hukum

Ada Dugaan Suap di Balik 2 Lembaga Naungan Polri Lindungi Buronan Djoko Tjandra

Kompas.tv - 16 Juli 2020, 15:29 WIB
ada-dugaan-suap-di-balik-2-lembaga-naungan-polri-lindungi-buronan-djoko-tjandra
Gedung Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Sumber: TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Penulis : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS TV - Sebanyak dua lembaga di bawah Polri diduga melindungi buronan kelas kakap Djoko Tjandra untuk melenggang bebas di Indonesia.

Selain Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, diduga turut terlibat National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia yang berada di bawah Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri.

Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Indonesia Police Watch (IPW). Koordinator IPW, Neta S Pane, mengatakan pihak Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri telah menghapus Red Notice Djoko Tjandra.

Baca Juga: Selain Surat Jalan, Beredar Surat Tes Covid-19 Djoko Tjandra Diduga Dikeluarkan Pusdokkes Polri

Hal itu terungkap setelah beredarnya surat bernomor B/186/V/2020/NCB.Div.HI perihal penyampaian penghapusan Interpol Red Notice. Surat tertanggal 5 Mei 2020 itu tertuju untuk Dirjen Imigrasi Kemenkumham.

Adalah Sekretaris NCB Interpol Indonesia, Brigjen Pol Nugroho Wibowo, yang menandatangani surat permintaan penghapusan Red Notice tersebut.

“Kedua lembaga itu nyata-nyata melindungi Djoko Tjandra. Apa mungkin ada gerakan-gerakan individu dari masing-masing jenderal yang berinsiatif melindungi Joko Tjandra,” kata Neta Pane melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis (16/7/2020).

Baca Juga: Buron Sejak 2009, Ini Ulasan Lengkap Soal Kesaktian dan Jejak Kabur Djoko Tjandra

Menurut Neta, ada dugaan suap di balik persekongkolan jahat melindungi terpidana kasus Bank Bali itu. Karenanya, harus diusut secara tuntas.

Sebab, tragisnya salah satu dasar pencabutan red notice Djoko Tjandra itu karena adanya surat Anna Boentaran pada tanggal  16 April 2020.

Surat yang ditujukan kepada NCB Interpol Indonesia itu, meminta pencabutan red notice atas nama Djoko Tjandra. 

Surat itu dikirim Anna Boentaran 12 hari setelah Brigjen Nugroho duduk sebagai Sekretaris NCB Interpol Indonesia. 

Baca Juga: Ternyata Surat Jalan Djoko Tjandra yang Dikeluarkan Brigjen Prasetijo Bukan untuk Sipil

“Begitu mudahnya, Brigjen Nugroho membuka red notice terhadap buronan kakap yang belasan tahun diburu Bangsa Indonesia ni,” ujar Neta.

Itu sebabnya, Neta menegaskan agar Brigjen Nugroho Wibowo selaku pihak yang telah menghapus red notice Djoko Tjandra juga harus dicopot dari jabatannya sebagai Sekretaris NCB Interpol Indonesia.

Sebelumnya, Brigjen Prasetijo Utomo telah dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Bareskrim Polri.

Baca Juga: Profil Pembuat Surat Jalan Djoko Tjandra, Brigjen Prasetijo Utomo Ternyata Pernah Gagalkan Reklamasi

Pencopotan Prasetijo karena membantu Djoko Tjandra untuk melenggang bebas di Indonesia lewat penerbitan surat jalan antarwilayah.

Berbekal surat jalan itulah, Djoko Tjandra bepergian dari Jakarta ke Kalimantan Barat. Bahkan, Djoko Tjandra sempat pula bikin KTP elektronik di Jakarta Barat.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.