Kompas TV kolom opini

Penyelamatan Arsip Corona Sebagai Memori Kolektif Dunia

Kompas.tv - 13 Juli 2020, 07:00 WIB
penyelamatan-arsip-corona-sebagai-memori-kolektif-dunia
Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus umumkan pandemi corona masih jauh dari selesai, pada Senin (27/4/2020) waktu Swiss. (Sumber: APTN)

Oleh: Agus Buchori, Alumni UGM, Arsiparis Teladan Jawa Timur

Pandemi Corona melanda seluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Covid-19 ini, telah menelan ratusan ribu bahkan jutaan korban di seluruh dunia. Dengan luasnya dampak pandemi ini, maka keberadaan segala data dan fakta tentang Covid-19 ini, berpotensi menjadi arsip statis untuk kepentingan informasi sejarah di masa yang akan datang.

Pandemi Corona bukan yang pertama. Sebelumnya, dunia pernah mengalami pandemi antaralain;  HIV/AIDS, Flu Asia, Flu Babi dan Flu Spanyol. Seluruh peristiwa pandemi itu, meninggalkan rekaman maupun catatan  informasi  baik itu berupa arsip  tekstual maupun multimedia.  Semua informasi itu, merupakan memori kolektif dunia yang harus diselamatkan dengan cara disimpan dengan catatan khusus, karena keunikan informasi yang dikandungnya. Sebagai memori kolektif semua arsip yang berkaitan dengan pandemi Corona harus dikelola sebagai warisan budaya untuk masa kini maupun masa yang akan datang.

Pentingnya Kesadaran Mengelolah Arsip

UNESCO telah meluncurkan program Memory of The World sejak tahun 1992 yang ditujukan untuk memfasilitasi pelestarian semua kekayaan budaya yang berupa arsip. Selain pelestarian, program ini juga untuk memperluas  akses dari warisan dokumenter tersebut, serta meningkatkan kesadaran akan keberadaan dan manfaat arsip-arsip tersebut sebagai memori kolektif dunia.

Arsip pandemi Corona yang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia berpotensi  menjadi memori kolektif dunia karena keterkaitannya satu sama lain. Jika arsip-arsip tentang Corona ini tidak dikelola dan dianggap sebagai persoalan kesehatan biasa, maka dunia akan kehilangan memori kolektif yang bisa dipakai untuk kepentingan masa yang akan datang.

Arsip mempunyai keunikan cara pengelolaan maupun pada saat terciptanya di masing-masing negara. Kesadaran akan keunikan inilah yang nantinya akan memberikan khazanah memori dunia. Dengan adanya kesadaran dari negara-negara yang terkena pandemi untuk mengelola arsip Corona dengan baik maka hal tersebut  akan menjadi warisan pengetahuan  untuk generasi yang akan datang.

Semua item, koleksi, khazanah dan semua warisan bahan dokumenter tentang Corona akan menjadi warisan memori kolektif dunia karena informasinya mempunyai signifikansi dengan persoalan dunia yang skalanya lebih luas tak terbatas ruang dan waktu.

Negara yang terkena dampak Corona mengalami kerugian di segala bidang. Tak terkecuali negara kita, tidak hanya di sektor kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi, politik, dan perilaku budaya. Semua terimbas akibat terjadi pandemi Corona ini. 

Di sektor ekonomi, banyak pelaku bisnis yang merugi karena bisnis nya tutup akibat pembatasan sosial serta minimnya mobilitas orang maupun barang. Di sektor politik, imbasnya antaralain berupa penundaan Pilkada dan pengalihan sejumlah kebijakan politik.  Dampak di sektor budaya, terlihat dengan terhentinya ratusan event budaya karena  larangan warga berkerumun.

Arsip Corona Indonesia untuk Dunia

Semua sektor yang penulis sebutkan terkena dampak pandemi Corona di atas, mempunyai catatan kegiatan yang menjadi arsip dari kegiatan tersebut  di samping arsip tentang kesehatan itu sendiri.  Arsip-arsip ini haruslah mulai sekarang mulai disimpan secara khusus untuk pada akhirnya nanti diakusisi oleh lembaga kearsipan baik pusat maupun daerah.

Semua arsip ini akan bersifat statis karena mempunyai nilai guna informasional untuk generasi yang akan datang, dan bisa dimanfaatkan oleh semua negara karena skala pandemi yang mendunia.    

Sejak pertama ditemukan di Wuhan, semua arsipnya bisa direkonstruksi penyebarannya, dengan cara melihat catatan kesehatan kasus pertama yang terjadi di tiap negara.  Kapan pertama kali ditemukan di Indonesia pun ada catatan riwayat kesehatan dari korban yang pertama kali terkena virus Covid-19 ini. Sekali lagi, semua ini adalah informasi penting yang tidak hanya berguna bagi negara kita tetapi juga berguna bagi negara lain.

Meski demikian, tidak semua arsip Corona, bisa diakses bebas. Misalnya, informasi menyangkut kesehatan seseorang, akan tetap dikelolah dengan menghormati etika penyimpanan rekam medis,  walaupun itu adalah arsip statis.  Diluar itu, karena arsip-arsip ini berpotensi  menjadi memori kolektif dunia maka pengaturan klasifikasi aksesnya harus ditentukan hingga sekarang agar nantinya tidak menimbulkan masalah.

Last but not least, karena luasnya dampak Corona, arsip yang tercipta pun akan melimpah, dan ini membutuhkan kebijakan khusus dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai Lembaga kearsipan Nasional agar arsip pandemi Corona ini bisa terkumpul dengan teratur dari Sabang sampai Merauke dan pada akhirnya bisa  menjadi memori kolektif dunia.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.