KOMPAS.TV - Dalam pernyataan terbaru organisasi kesehatan dunia , WHO, yang dirilis 29 Juni lalu, dinyatakan virus Corona bisa menyebar lewat udara.
WHO menyebut , penularan virus melalui udara hanya mungkin terjadi dalam prosedur medis yang menghasilkan aerosol, atau tetesan yang lebih kecil dari lima mikron.
Sebagai informasi, satu mikron sama dengan sepersejuta meter.
Hari ini virus Corona telah menginfeksi sekitar 12 juta orang di dunia, sementara di Indonesia, kasus positif mencapai 74 ribu lebih.
Selain kontak fisik yang terbaru dari peneliti dunia, menemukan penularan Corona melalui udara, khususnya di ruang tertutup.
Achmad Yurianto, juru bicara gugus tugas penanganan Covid-19, menyebut kedisiplinan memakai masker harus ditingkatkan, dan memastikan sirkulasi udara yang sehat.
Guru Besar Virologi Universitas Udayana Bali , I Gusti Ngurah Kade Mahardika, 10 Juli kemarin mengimbau masyarakat tak panik.
Menurut Mahardika, penularan virus melalui partikel cairan mulut terkecil di udara, sangat dimungkinkan.
Dari pelacakan kasus positif di Seoul, Korea Selatan, sebanyak 9 orang dari 13 karyawan yang duduk lama tanpa jarak aman, terdeteksi positif Covid-19.
Penelusuran hari berikutnya, menemukan 76 persen orang terinfeksi, dari 137 karyawan yang duduk di lantai yang sama, dengan durasi waktu panjang setiap hari.
Namun , pelacakan dan tes di dua lantai lain di gedung yang sama , hanya menemukan 3 orang positif.
Penemuan bukti penularan lewat udara lainnya , dari sebuah restoran di Guangzhou, Tiongkok, 24 Januari lalu.
Satu orang diketahui positif, dalam waktu 18 menit, 9 pengunjung yang duduk searah ac pendingin ruangan, ditemukan positif tertular.
Badan Kesehatan Dunia, WHO , 7 Juli lalu mengumumkan tak dapat mengabaikan temuan 239 peneliti, terkait penularan Corona di udara.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.