JAKARTA, KOMPAS.TV - Masyarakat Indonesia perlahan mulai beraktivitas kembali setelah pemerintah melonggarkan PSBB dan membuka sejumlahsektor usaha.
Masyarakat selalu diingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan di masa transisi menuju new normal ini, tapi ternyata belum semua orang menerapkan.
Selain menggunakan masker, masyarakat juga diingatkan untuk tetap jaga jarak, bila tidak ada keperluan mendesak, maka sebisa mungkin untuk tidak berada di keramaian.
Namun pada kenyataannya, begitu Gelora Bung Karno dan CFD dibuka, masyarakat ramai-ramai berkumpul untuk olahraga.
Baca Juga: Tegas! Presiden Jokowi Minta Pemda Jangan Paksakan New Normal
Situasi ini memunculkan kekhawatiran akan risiko penularan. Tempat ramai merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko penularan dan penyebaran virus corona.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, mengatakan, meski sudah ada pelonggaran, ancaman virus corona tak bisa dianggap remeh.
"Pertanyaanya sebetulnya, seberapa serius sih penyakit ini? Penyakit ini amat sangat serius, penyakitnya lebih mudah menular daripada influenza," kata Zubairi.
Ia juga menekankan, pelonggaran yang diberikan saat ini bukan berarti ancaman virus corona menurun atau bahkan hilang.
Baca Juga: TNI AU dan Komunitas Drone Sosialisasi New Normal Dengan Drone di Pontianak
"Nah, katanya kan sudah ada pelonggaran. Pertanyaanya begini, kalau sudah ada pelonggaran, misalnya tanggal 1 Juli ada pelonggaran, apakah berarti tanggal 2 Juli itu tidak bisa tertular? Dan tanggal 30 Juni berarti masih mudah tertular? Tidak begitu," kata Zubairi.
Risiko penularan virus, kata dia, masih sama, baik sebelum pelonggaran maupun setelah pelonggaran diberlakukan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.