Oleh: Johar Arief
KOMPAS.TV - Perombakan kepengurusan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir terus berlanjut.
Terakhir, sepanjang pekan lalu, tiga BUMN dirombak, yakni PT Telkom, PT Semen Indonesia, dan PT Pelindo III.
Sejumlah kejutan dihadirkan Erick dalam aksi bongkar pasang tersebut. Di PT Telkom, Erick menunjuk pendiri Bukalapak yang baru berusia 34 tahun, Muhammad Fajrin Rasyid, sebagai direktur bisnis digital PT Telkom. Ia pun mencatat sejarah sebagai direktur termuda di PT Telkom.
Baca Juga: Erick Thohir Larang BUMN Ambil Proyek Bernilai Kecil, Terutama pada 8 Jenis Usaha Ini
Kejutan lainnya dilakukan melalui pemangkasan direksi BUMN. Di PT Pertamina, lima posisi direktur dihapus hingga menyisakan enam anggota direksi dari sebelumnya sebelas.
Di PT Perkebunan Nusantara (PTPN), berbagai posisi direktur di 13 PTPN dihapus, termasuk direktur utama dan hanya menyisakan masing-masing satu direktur. Hanya di PTPN III, yang merupakan induk perusahaan (holding), jajaran direksi masih lengkap.
Setidaknya lebih dari 20 BUMN telah dirombak Erick sejak menjabat menteri BUMN, baik terhadap struktur direksi, jajaran direksi, maupun jajaran komisaris. Langkah ini dipastikan akan terus berlanjut.
Saat awal menjabat, mantan ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 tersebut memang telah bertekad untuk merombak kementerian yang dipimpinnya serta unit bisnis yang berjumlah 142 perusahaan demi efisiensi, refocusing, dan mewujudkan Good Corporate Governance (GCG).
Erick ingin agar setiap BUMN kembali fokus pada core business-nya. Selain itu, jumlah 142 BUMN dinilai terlalu banyak, sementara cuma 15 yang memberikan sumbangan besar buat negara. Belum lagi bicara anak cucu BUMN yang jumlahnya ratusan.
Di awal gebrakan, banyak yang mendukung Erick Thohir. Tindakan tegasnya memecat dirut Garuda Indonesia karena kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton langsung membuatnya popular di mata masyarakat.
Baca Juga: Erick Thohir Beri Tips agar Jabatan Direksi di Perusahaan BUMN Tetap Aman
Begitu pun dengan menempatkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai komut Pertamina. Meski dikritik, penempatan Ahok banyak didukung. Mantan gubernur DKI Jakarta ini dikenal keras dan ‘gila’ sehingga dinilai mampu memberantas mafia di Pertamina.
Harapan pun membuncah agar Erick mampu membersihkan BUMN dari para benalu yang menjadikannya bancakan, termasuk melepaskannya dari belenggu politik berupa orang-orang titipan kekuasaan.
Menuai kritik
Namun, langkah bongkar pasang Erick belakangan menuai kritik. Sejumlah politisi dan relawan pendukung Jokowi lagi-lagi bercokol di jajaran komisaris BUMN.
Dalam RUPS tahunan PT Telkom Jumat (19/6) lalu, misalnya, politisi Golkar yang juga koordinator kelompok relawan Golkar Jokowi (Gojo) pada pilpres lalu, Rizal Mallarangeng, didapuk sebagai komisaris.
Di partai berlambang beringin tersebut, ia merupakan salah satu wakil ketua umum. Belakangan Rizal mengundurkan diri dari kepengurusan Golkar karena komisaris BUMN dilarang merangkap jabatan sebagai pengurus partai.
Erick juga kembali menunjuk relawan Jokowi yang juga aktivis buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai presiden komisaris BUMN karya, PT Pembangunan Perumahan (PT PP).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.