KOMPAS.TV - Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC) menuding Rusia dan beberapa negara lain berusaha memasuki kilang minyak Sharara.
NOC menegaskan menolak adanya usaha usaha dari negara lain untuk memblokade produksi minyak di Libya.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, sejumlah tentara bayaran dari negara lain dilaporkan mendatangani kilang minyak Sharara, Jumat (26/6/2020) waktu setempat.
Baca Juga: Penggalian Kuburan Massal Diduga Korban Kekerasan di Libya
Mereka datang dengan konvoy kendaraan. Para tentara bayaran itu ditemui oleh Penjaga Fasilitas Perminyakan (PFG).
PFG merupakan kesatuan yang ditugaskan untuk menjaga keamanan di kilang minyak Libya. Minyak memang sempat menjadi masalah, setelah Libya terbagi dua sejak 2015.
Saa ini yang berkuasa di negeri Afrika Utara itu yaitu Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA), yang diakui PBB, serta Pemerintahan Tentara Nasional Libya (LNA), yang dipimpin Khalifa Haftar.
LNA sendiri didukung oleh Rusia, Mesir dan Uni Emirat Aran. Sedangkan GNA didukung oleh Turki.
Kebetulan sebagian besar kilang minyak serta fasilitas ekspor, berada di wilayah yang dikontrol oleh LNA.
Sedangkan pada perjanjian internasional, minyak hanya bisa diekspor melalui NOC cabang Tripoli dan pembayaran akan dilakukan di Bank Sentral Libya.
Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuele Macron Kecam Intervensi Militer Turki ke Libya
Ekspor minyak sempat tertahan di bulan Januari oleh LNA. Namun, pihak GNA berhasil merebut sejumlah daerah dudukan LNA.
Hal itu membuat NOC bisa kembali berproduksi di Sharara dan Lapangan El Feel.
Apalagi, sejumlah wilayah pada garis depan Libya di barat Sirte, kota yang berdekatan dengan terminal utama untuk mengekspor minyak sudah dalam kondisi stabil dua pekan terakhir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.