Oleh: Ni Luh Puspa/KompasTV
Bagi sebagian besar negara, sektor pariwisata dijadikan sebagai salah satu tulang punggung penyokong perekonomian.
Indonesia salah satunya. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, sektor pariwisata menyumbang 5,5 % terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan realisasi devisa mencapai Rp280 Triliun.
Di atasnya ada sektor ekonomi kreatif yang disumbangkan oleh ekspor produk kreatif dengan nilai yang mencapai Rp308 Triliun.
Siapa sangka, pariwisata menjadi sektor yang menghasilkan efek berganda dalam perekonomian. Pasalnya, sektor ini ditopang oleh berbagai sektor lain, seperti transportasi, UMKM, dan akomodasi.
Tidak salah jika pemerintah kemudian terus menyokong sektor ini dengan berbagai strategi. MulaI dari percepatan pembangunan infrastruktur, promosi besar-besaran, hingga pengembangan destinasi baru.
Akhir 2019 lalu, pemerintah menargetkan sektor pariwisata dapat menyumbang devisa sebesar 21 juta dolar AS atau sekitar Rp294 Miliar pada 2020.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, target ini bisa tercapai dengan adanya 5 'Bali baru' yang menjadi wisata prioritas pemerintah, yaitu Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Borobudur (Jawa Tengah), Danau Toba (Sumatera Utara), dan Manado (Sulawesi Utara).
Optimisme pemerintah terlempar jauh ketika pandemi Covid-19 merebak di Tiongkok akhir 2019 lalu.
Hal itu berimplikasi pada terhentinya turis Tiongkok ke Indonesia di awal 2020. Februari 2020 awal, Presiden Joko Widodo secara resmi menutup penerbangan dari Tiongkok ke Indonesia untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di Indonesia.
Sektor pariwisata di Zamrud Khatulistiwa ini mendadak lumpuh. Pasalnya, Tiongkok merupakan negara dengan kontribusi pelancong terbesar kedua setelah Malaysia.
Totalnya mencapai 12,86 persen dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia atau sekitar 2 juta orang china berwisata ke Indonesia pada 2019 lalu.
Travel Warning Diterapkan
Berbagai negara pun melakukan travel warning. Banyak negara juga melakukan penguncian wilayah, termasuk Indonesia.
Bukan hanya menutup penerbangan dari Tiongkok, tetapi juga membatasi penerbangan dari negara lain. Tak ayal, para turis pun membatalkan perjalanannya ke Indonesia.
Praktis sektor pariwisata mati suri.
Banyak penyedia akomodasi tutup hingga para pekerja sektor pariwisata yang harus rela kehilangan pekerjaan. Hal ini, tidak hanya dialami Indonesia, tapi negara-negara lain di dunia.
Imbasnya, perekonomian Indonesia terjun bebas dengan hanya tumbuh 2,97 persen di kuartal I, mendarat jauh dari target 4,5 – 4,6 persen.
Turki Membuka Kembali Pariwisata
Pasca pandemi Covid-19, banyak pihak menyebut, perilaku wisatawan akan banyak berubah sehingga penting bagi pelaku industri pariwisata dan pemerintah untuk melakukan penyesuaian.
Beberapa pola perubahan wisatawan yang diperkirakan akan terjadi, yakni menghindari keramaian. Hal ini tentu bertolak belakang dengan perilaku industri wisata yang mengutamakan jumlah orang atau kunjungan.
Tengok saja, beberapa negara yang sudah mulai membuka kembali sektor pariwisatanya. Salah satunya Turki. Negara yang berada di persimpangan Eropa dan Asia ini menjadi favorit wisatawan dari berbagai negara termasuk pelancong dari Indonesia.
Dalam wawancara saya dengan Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, ia menjelaskan bahwa per 21 Juni mendatang, negara ini akan membuka kembali sektor pariwisatanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.