Al-Quran adalah wahyu Allah, yang seharusnya kita baca, pelajari, pahami, amalkan dan dakwahkan.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS. Al-Ankabut: 45).
Terkadang, banyak kita melihat seorang muslim yang tahu bahwa kitab sucinya ialah Al-Quran, namun tidak bisa membaca Al-Quran. Lantas, apakah orang yang tidak bisa baca Al-Quran itu berdosa? Tidak bisa membaca Al-Quran, ada dua bentuk,
Pertama, tidak baca Al-Quran karena keterbatasan yang dimilikinya.
Dia sudah berusaha untuk belajar, tapi tetap tidak mampu membacanya. Dalam kondisi semacam ini, dia tidak terhitung berdosa.
Kedua, tidak baca Al-Quran karena memang cuek dan tidak perhatian dengan Al-Quran.
Dia punya kemampuan, bahkan orang akademik, tapi karena dia tidak perhatian dengan Al-Quran, hingga dia tidak bisa membaca Al-Quran. Dia malu jika harus belajar dari dasar.
Wa qalar-rasulu ya rabbi inna qaumittakhazu hazal-qur`ana mahjura
"Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan". (Al-Furqan Ayat 30)
Dalam Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) ayat diatas ditafsirkan sebagai berikut,
Dan Rasul berkata untuk mengadukan apa yang diperbuat oleh kaumnya,
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku meninggalkan Al-Qur’an ini dan mengasingkannya, dengan terus menerus berpaling darinya, mengabaikan untuk mentadabburi, mengamalkan,dan menyampaikannya.”
Pada ayat ini terkandung satu ancaman besar bagi orang yang mengacuhkan Al-Qur’an dan tidak mengamalkannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.