LAMPUNG, KOMPAS.TV - Diusia senjanya, Satibi warga Kedaung, Kemiling, Bandar Lampung masih menekuni profesinya sebagai pengolah gula aren, setiap hari ia harus melewati perjalanan yang begitu sulit di tempuh, mulai dari lereng gunug serta licinya jalanan setapakk, tak terlihat lelah diwajahnya, ini ia lakukan demi memenuhi kebutuhan hidupntya bersama keluarga.
Bagi Satibi, medan yang begitu sulit dan menantang, merupakan hal yang sudah biasa ia lalui. Setibanya di lokasi, Satibi juga masih harus memanjat pohon aren untuk mengambil nira yang sudah terkumpul di lodong yang sebelumnya telah ia pasang.
Dalam sehari kakek yang memiliki enam orang cucu ini, mampu mengumpulkan nira aren sebanyak satu hingga lima liter untuk dibawa pulang dan diolah menjadi gula.
Baca Juga: MEMAKNAI HARI LAHIR PANCASILA
Setibanya dirumah, nira aren yang didapatkan langsung dilakukan perebusan diatas tungku api selama tiga jam, setelah dirasa cukup menggumpal, aren pun langsung dicetak dengan alat tradisional.
Biasanya dari lima liter nira ini menghasilkan 15 cetak gula aren, perbuah biasa ia jual seharga dua ribu lima ratus rupiah, harga ini tidak sebanding dengan proses pengolahanya.
#satibi #gulaaren #nira
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.