KOMPAS.TV - Ribuan demonstran, yang berunjuk rasa memprotes kematian George Floyd di jalan-jalan kota New York, dibubarkan paksa oleh polisi.
Aparat menangkap sejumlah orang karena melanggar aturan jam malam yang diterapkan pemerintah kota.
Polisi Seattle membubarkan warga yang berkumpul dengan tembakan gas air mata dan granat kejut.
Di kota ini polisi juga memberlakukan jam malam mulai pukul 23.00.,
Unjuk rasa juga berlanjut di Washington DC. Warga berkumpul di Taman Lafayette, yang berada tak jauh dari gedung putih.
Mereka meminta polisi menyudahi aksi kekerasan kepada warga kulit hitam. Mereka juga mengecam aksi penjarahan yang dilakukan selama unjuk rasa menuntut keadilan terhadap George Floyd.
Menanggapi aksi unjuk rasa yang berujung pada kerusuhan, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump selasa waktu setempat, langsung memerintahkan ribuan tentara bersenjata lengkap, untuk mengamankan demo anti-rasisme.
Di Minneapolis, Ibu dari putri mendiang George Floyd muncul ke publik dan menuntut keadilan atas kematian George Floyd.
unjuk rasa anti-rasisme juga terjadi di paris, prancis. Selain mengecam keras kematian george floyd, mereka juga memprotes kematian adama traore, warga kulit hitam prancis, yang meninggal saatr berada di tahanan polisi.
Polisi melarang aksi unjuk rasa di tengah pandemi corona. Aparat melepaskan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Aksi unjuk rasa memprotes rasisme di Amerika Serikat bisa menjadi pelajaran bagi banyak negara, agar adil memperhatikan hak-hak semua warganya, apa pun latar belakangnya.
Simak diskusi selengkapnya bersama Jubir Kemenlu Teuku faizasyah, Jurnalis Senior Harian Kompas Budiarto Shambazy dan Perwakilan dari Perhimpunan Mahasiswa Indonesia Amerika Serikat, Bianca Goenawan berikut ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.