JAKARTA, KOMPAS.TV - Merasa dirugikan, pebulutangkis Malaysia, Koh Liu Ying protes kebijakan BWF, yang memberikan dispensasi kepada pemain asal Tiongkok dan Hongkong dalam kualifikasi olimpiade Tokyo.
Namun induk organisasi bulutangkis Indonesia, PBSI, menegaskan, tidak akan melayangkan protes, dan menerima kebijakan yang telah diambil BWF.
Induk organisasi bulutangkis dunia BWF baru saja mengeluarkan keputusan penting terkait perebutan poin kualifikasi olimpiade, sehubungan dengan imbas pandemi Covid-19.
BWF memutuskan untuk melanjutkan perburuan poin olimpiade pada 2021.
Namun yang mendapat sorotan adalah keputusan BWF yang memberikan dispensasi untuk kontingen Tiongkok dan Hongkong.
Pemain dari kedua negara ini tetap mendapat poin dari kejuaraan asia campuran, BAMTC, meski tak hadir di kejuaraan.
BWF beralasan pemain Tiongkok dan Hongkong banyak ditolak bermain di kejuaraan luar negeri sejak awal wabah virus corona muncul.
Kebijakan ini menuai kecaman dari berbagai pihak yang merasa dirugikan. Salah satunya pebulutangkis Malaysia, Koh Liu Ying.
Koh yang bermain di sektor ganda campuran merasa BWF tidak adil.
Sebab pada kejuaraan asia BAC, di manila sebelumnya, Goh dan pasangannya tidak bisa hadir karena larangan pemerintah setempat.
Begitu juga dengan beberapa pasang ganda campuran lainnya.
Padahal turamen ini juga merupakan ajang kualifikasi olimpiade.
Sementara itu reaksi berbeda ditunjukan induk organisasi bulutangkis Indonesia, PBSI.
Sekjen PBSI Achmad Budiarto menyatakan Indonesia menerima keputusan yang telah diambil BWF.
Aturan BWF ini sejatinya dapat berpengaruh terhadap posisi pemain Indonesia khususnya ganda campuran, Hafiz Faizal – Gloria Widjaja yang saat ini menghuni peringkat delapan.
Mereka harus tampil maksimal untuk mengamankan posisinya terutama dari pasangan Hongkong, Tang Chun Man – Tse Ying Suet yang berada satu peringkat di bawahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.