JAKARTA, KOMPAS TV - Publik baru-baru ini dihebohkan dengan jenazah anak buah kapal atau ABK asal Indonesia di kapal ikan China, Long Xing yang dibuang ke laut.
Praktik eksploitasi ABK asal Indonesia itu lantas ramai setelah stasiun televisi Korea Selatan, MBC, melaporkan keberadaan WNI dengan kondisi kerja yang memprihatinkan dan disebutnya sebagai perbudakan di atas kapal.
Dalam cuplikan video pemberitaan MBC, WNI yang bekerja di kapal China tersebut harus bekerja hingga 30 jam dengan istirahat minim, mendapat diskriminasi, hingga gaji yang tak sesuai dengan kontrak kerja.
Mencuatnya kasus ekspoitasi ABK ini membuat publik langsung mengingat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti.
Baca Juga: Jenazah ABK Indonesia Dilarungkan ke Laut, Begini Penjelasan Kemenlu RI
Dilihat pada Kamis (7/5/2020), "Bu Susi" langsung jadi trending di Twitter. Topik lainnya yang jadi perbincangan di lini masa yakni soal China.
Menanggapi soal ini, Susi Pudjiastuti juga turut berkomentar terkait praktik perbudakan ABK di atas kapal.
Meski demikian, pemilik maskapai Susi Air itu tak secara langsung menyebut kasus ABK di kapal Long Xing yang tengah jadi sorotan.
"Ilegal unreported unregulated Fishing = Kejahatan yg mengambil kedaulatan sumber daya ikan kita= sumber Protein = Ketahanan Pangan= TENGGELAMKAN, Saya sudah teriak sejak tahun 2005," tulis Susi di akun Twitternya.
Sebagai informasi, saat masih menjabat sebagai Menteri KKP, Susi beberapa kali menyatakan kalau pihaknya terus berupaya memerangi illegal, unreported, and unregulated fishing (IUU Fishing). Termasuk di dalamnya praktik perbudakan manusia.
Baca Juga: Jenazah ABK Indonesia Dilarungkan di Laut karena Penyakit Menular
Selain itu, terkait China, beberapa kali dirinya berseteru dengan kapal ikan asal negara itu yang kedapatan melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.