JAKARTA, KOMPASTV - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Muhammad Faisal, mengatakan menurunkan harga bahan bakar minyak atau BBM merupakan salah satu langkah yang bisa diambil pemerintah.
Langkah ini bisa ditempuh demi mengurangi beban, khususnya masyarakat miskin dan hampir miskin di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Dia merekomendasikan upaya penurunan harga BBM tersebut karena pengaturannya dikontrol langsung oleh pemerintah.
Selain itu, alasan lainnya menurunkan harga BBM menjadi salah satu komponen terbesar pengeluaran penduduk miskin.
Baca Juga: Pertama dalam Sejarah, Penjualan BBM Pertamina Merosot 50 Persen Lebih
“Rinciannya, sebanyak 5 persen untuk penduduk miskin di kota dan 4 persen untuk penduduk miskin di desa,” kata Muhammad Faisal seperti dikutip Kontan pada Selasa (6/5/2020).
Faisal menjelaskan, di masa pandemik ini memang terjadi penurunan mobilitas orang. Hal itu berdampak pada berkurangnya penggunaan BBM.
Namun demikian, BBM tetap berperan besar dalam mobilitas barang (logistik) yang tetap sangat krusial perannya selama masa wabah.
Sejauh ini, harga minyak mentah terus mengalami penurunan hingga di bawah US$25 per barel.
Dengan mengacu pada harga tersebut, semestinya harga BBM di bawah RON 95 dapat turun setidaknya pada kisaran Rp4.500 sampai Rp5.000 per liter.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.