PAREPARE, KOMPAS.TV - Wali Kota Parepare, Sulawesi Selatan Taufan Pawe mengungkapkan kondisi di Parepare saat ini mencekam di tengah pandemi Covid-19.
Jalanan mulai sepi karena banyak warga yang berdiam diri di rumah saja.
Klaster Kapurung dan Klaster Lambelu muncul di Parepare disebabkan transmisi lokal.
Diketahui sebelumnya satu keluarga di Parepare, Sulawesi Selatan positif Covid-19 atau virus corona setelah menggelar acara makan kapurung bersama warga.
Kapurung sendiri adalah makanan tradisional khas Luwu Raya yang berbahan dasar tepung sagu dan sayur.
Baca Juga: Acara Makan Bersama Berujung 1 Keluarga Positif Corona, Warga Kompleks Terpaksa Dikarantina
Akibat kasus kapurung tersebut, warga Perumahan Lompoe Mas harus menjalani karantina selama 14 hari.
Meski mencekam, Wali Kota Parepare belum memutuskan untuk menerapkan atau mengajukan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
Menurut Taufan, banyak pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang sebelum mengajukan PSBB.
Taufan pun berharap warganya disiplin menerapkan protokol Covid-19 yang telah ditetapkan WHO.
“Protokoler dari WHO mengatakan virus Corona makanan empuknya adalah orang yang berkumpul banyak. Namun ada masyarakat yang sepertinya tidak ingin patuh atas kondisi faktual sekarang ini, kerja maksimal tim gugus cukup komprehensif, tapi upaya kita tidak bisa memprediksi datangnya virus jahat ini," katanya.
Baca Juga: Tiba di Samarinda, Ratusan Pemudik dari Parepare Langsung Jadi ODP
Wali Kota Parepare, Taufan Pawe mengatakan ada 12 pasien berstatus PDP dari Klaster Kapurung sedang menunggu hasil tes swab tenggorokan.
Pihaknya saat ini sedang melakukan tracing dan screening pada warga yang pernah melakukan kontak dengan para pasien positif corona tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.