Musik tradisional adalah salah satu ekspresi budaya untuk menghormati nilai leluhur. Meski gempuran musik modern mendominasi, musik tradisional masih dipertahankan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Budaya musik Gowa diciptakan sejak Kerajaan Gowa masih berdiri di abad ke 17 yang terinspirasi dari keadaan sosial masyarakat serta keindahan alam Sulawesi.
Keduanya menciptakan harmonisasi antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Korelasi antara musik dengan manusia terlihat pada instrumen gendang Makassar.
Ialah Daeng Serang Dakko, Maestro gendang Makassar yang telah berkeliling dunia memperkenalkan instrumen ini. Semangatnya menabuh gendang adalah sebuah pertunjukkan yang memukau mata.
Tak hanya sebagai alat musik, gendang Makassar memiliki filosofi gender antara perempuan dan laki-laki yang menunjukkan bahwa laki-laki kuat sebagai pemimpin, sedangkan perempuan digambarkan kuat dalam kehidupan, namun memiliki kelembutan hati untuk menyeimbangkan emosi pria.
Baca Juga: Perlawanan Panjang Rakyat Aceh - SINGKAP
Sementara itu, Sanggar Siradjuddin telah puluhan tahun membuat gendang Makassar dan instrumen musik khas Gowa. Zaman berubah, pembuatan alat musik juga mengalami inovasi. Salah satunya menggantikan rotan yang biasa berada di sekeliling badan gendang, diganti dengan tali tasi (tali pancing) karena dianggap mudah didapatkan namun memiliki kekuatan yang sama dengan rotan.
Dalab beberapa tahun ke depan pemerintah Kabupaten Gowa merencanakanya dibentuknya dewan kesenian untuk menghimpun para seniman dan musisi. Hal ini disebakan semakin berkurangnya para seniman tradisional, seperti pemain keso-keso atau rebab hanya tersisa empat orang saja, begitu pula dengan pemain Pakacaping yang hanya dikuasai oleh generasi tua.
Baca Juga: Jejak OUD Batavia - SINGKAP
#Singkap #Gowa
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.