Harap dan Cemas ibarat dua buah sayap yang seimbang agar bisa terbang. Begitupun bilamana ibadah kita sedang tinggi janganlah diri menjadi angkuh sebab belum tentu kita masuk syurga karenanya, sebaliknya bilamana kita terjerumus dalam maksiat janganlah larut dalam putus asa karena Allah maha luas ampunanNYA.
Diceritakan mengenai kisah Nabi Zakaria alaihis salam yang rajin beribadah dan merupakan guru dari Maryam, anak Imron saudaranya yang bermukim di Palestina.
Di saat usia Zakaria sudah renta dan mandul beliau sangat menginginkan kehadiran seorang anak dan hampir-hampir putus asa karena belum juga mendapatkannya.
Suatu hari ia berdoa kepada Allah agar memberikan padanya keturunan,
“(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,(yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Dia (Zakaria) berkata,
“Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.”
Sehingga Allah kabulkan doanya dengan menanamkan benih di rahim istrinya yang mandul, kemudian anak itu dinamakan Yahya. Dalam surah Al Hadid ayat 23,
Likai laa ta`sau 'alaa maa faatakum wa laa tafra bimaa aataakum, wallaahu laa yu ibbu kulla mukhtaalin fakh r
"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."
Wallahu a’lam bis shawab
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.