JAKARTA, KOMPAS TV - Kementerian Perhubungan atau Kemenhub menjelaskan alasan masyarakat mudik lebih awal ke kampung halamannya meskipun hari raya Idul Fitri atau lebaran masih jauh.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengakui adanya lonjakan penumpang di terminal-terminal tipe A seperti di Wonogiri, Purwokerto, Solo dan beberapa kota lainnya.
Menurut Budi, masyarakat mudik lebih awal lantaran kegiatan ekonomi di tempat perantauan terhambat akibat merebaknya wabah virus corona atau Covid-19.
Baca Juga: Terkait Mudik, Ma'ruf Amin :Pemda Perketat Perbatasan Daerah
Dengan demikian, dia menambahkan, para perantau yang rata-rata merupakan pekerja informal memilih kembali ke tempat asalnya masing-masing.
"Sekarang kan kita ada penurunan dari berbagai aspek kegiatan ekonomi. Yang kita amati dari tanggal 20 sampai 22 Maret, ada beberapa terminal tipe A yang mengalami lonjakan penumpang yang datang dari Jabodetabek," kata Budi seperti dikutip Kontan pada Jumat (27/3).
Terkait hal ini, Budi berharap kepada pemerintah daerah aktif menghentikan penyebaran Covid-19 dengan memeriksa dan mengidentifikasi masyarakat yang baru tiba ke kampung halamannya.
“Apakah masuk dalam kategori Orang dalam Pemantauan (ODP) atau justru Pasien dalam pengawasan (PDP), sehingga proses karantina bisa segera dilakukan,” ujar Budi.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan "Mudik Awal", Kemenhub Harapkan Adanya Pelarangan Pasti
Hal senada disampaikan juru bicara Kemenhub, Adita Irawati. Dia menyebut, ada daerah yang mencatat kenaikan jumlah ODP karena banyaknya orang yang mudik dari Jakarta, Bogor, Depok, Tengarang dan Bekasi atau Jabodetabek.
Adita menyayangkan banyak masyarakat yang mudik ke kampung halaman di tengah ada wabah virus corona. Padahal, pemerintah sudah merekomendasikan larangan mudik.
"Intinya pemerintah memang akan melarang mudik, tetapi ini butuh persertujuan, butuh keputusan yang lebih tinggi di rapat terbatas. Mengapa dilarang mudik karena ini potensi perluasan atau penyebaran wabah ini luar biasa," kata Adita.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.