BANYUWANGI, KOMPAS.TV - Pesisir Banyuwangi menyimpan potensi hasil laut yang luar biasa. Dari ikan, kerang, hingga hutan mangrove yang menjadi benteng pantai dan darat serta habitat berbagai spesies.
Dayu yang sebelumnya telah ikut melaut untuk merasakan langsung bagaimana nelayan mencari ikan dengan kapal ijo-ijo, kali ini tertarik mengulik satu potensi pantai lainnya yaitu kerang. Di salah satu kampung nelayan, yaitu Teluk Bedul, jadi destinasi Dayu.
Ekowisata Mangrove Blok Bedul di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo mulanya hanya tempat nelayan mencari ikan, kerang, kepiting, udang dan jenis lain. Sama seperti di tempat lain. Belum ada pengunjung yang bisa menikmati indahnya hutan mangrove dan beraneka ragam biota laut di sana.
Pada tahun 1976, kawasan di Teluk Bedul menjadi hutan lindung. Para petani yang sebelumnya menanam palawija, tidak lagi dibolehkan menanam di areal Taman Nasional Alas Purwo ini. Tahun 1980 sudah jadi hutan lindung alam, dan saat ini hutan lindung alam bersinergi dengan masyarakat, dengan menjadikan kawasan wisata. Masyarakat melindungi hutan sekaligus dari sana pula masyarakat bisa mendapat manfaatnya
Selain ekowisata mangrove di Teluk Bedul, salah satu mata pencaharian warga di sini adalah mencari kerang. Ada beberapa jenis karang di sini, salah satunya adalah kerang capar atau kerang barai. Bentuknya yang unik menyerupai tauge, sehingga disebut warga lokal dengan nama kerang capar.
Berikutnya, Dayu menjumpai warga yang mencari kerang di tempat yang berbeda dengan habitat kerang capar. Kerang bambu di bawah pasir pantai, tidak seperti kerang capar yang habitatnya di dalam air laut. Potret warna hidup warga Teluk Bedul yang kental dengan corak hidup masyarakat pesisir yang dibalut dengan lestarinya hutan mangrove, dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.