KOMPAS.TV - Program tol laut yang digulirkan Presiden Joko Widodo pada akhir tahun 2014, telah menghasilkan konektivitas dari Pulau Jawa ke sejumlah daerah di Tanah Air, terutama ke Wilayah Indonesia Timur.
Namun demikian, tol laut belum efektif mengurangi disparitas harga di sejumlah daerah, yang salah satu komponen utamanya terletak pada biaya logistik yang masih tinggi.
Bahkan biaya logistik di Indonesia jadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Menurut data Frost and Sullivan, biaya logistik Indonesia mencapai 24 persen dari produk domestik bruto, PDB.
Lebih tinggi dibanding Vietnam 20 persen, Thailand 15 persen, bahkan Tiongkok 14 persen dari PDB.
Proyek Tol Laut yang sudah digarap sejak 2015 lalu pun tak mampu mengurangi biaya logistik.
Bahkan disparitas harga antar daerah masih tinggi.pengiriman barang dari Jakarta ke Kalimantan lebih mahal dibanding Jakarta ke Tiongkok.
Dalam rapat terbatas akselerasi program tol laut di kantor presiden, Jakarta, Presiden Joko Widodo minta agar lembaga dan kementerian segera mencari akar masalahnya.
Selain penggelontoran dana subsidi 436 miliar rupiah, pemerintah akan memberikan tax allowance dan tax holiday bagi pelaku usaha yang mau berinvestasi di Indonesia Timur.
Nilai tambah transportasi laut untuk PDB hanya 0,3 persen, kalah jauh dibanding transportasi darat dan udara yang masing-masing menyumbang 2,4 persen dan 1,62 persen untuk PDB.
Pengamat menilai, program tol laut bisa efektif jika ada pemetaan rute yang jelas dan pemusnahan pungutan liar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.