KOMPAS TV - Ridwan Saidi, Budayawan Betawi, menjawab keberatan warga Ciamis, Jawa Barat, terkait pernyataannya soal arti kata ‘Galuh’.
Pria yang akrab disapa Babeh itu berkukuh bahwa kata Galuh artinya brutal. Ia merujuk pada Bahasa Armenia.
Dahulu kala, Babeh menjelaskan, masyarakat ras kaukasia yang tinggal bersama pribumi kerap menggunakan bahasa Armenia.
Di masa itulah, masyarakat pribumi akrab dengan istilah Galuh yang menurut Ridwan berarti brutal. Seiring berjalannya waktu, penduduk lokal ketika itu salah mengartikan istilah Galuh.
“Jadi, mereka (masyarakat Pribumi) enggak mengerti arti Galuh itu apa. Tapi, dalam bahasa Armenia Galuh itu artinya seperti yang saya katakan tadi. Itu ada kamusnya,” kata Ridwan seperti dikutip dari Kompas.com pada Jumat (14/9/2020).
Baca Juga: Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Budayawan: Jangan Dikooptasi Kepentingan Bisnis
Babeh mengaku heran kesalahan masyarakat pribumi zaman dahulu itu bisa bertahan, bahkan sampai sekarang.
Namun demikian, Babeh mengaku siap datang ke Ciamis jika diminta menjelaskan secara detail sejarah arti kata Galuh yang menurutnya disalahartikan itu.
“Saya pasti akan datang jika diundang,” kata dia.
Seperti diketahui, kasus ini menjadi perdebatan bermula ketika Ridwan Saidi memberikan pernyataan bahwa tidak ada kerajaan di Ciamis, Jawa Barat.
Pernyataan yang ditayangkan di Channel Youtube Macan Idealis itu menanyangkan Ridwan Saidi mengatakan ada kekeliruan dalam penamaan Galuh yang menurutnya berarti brutal.
Menanggapi pernyataan Ridwan, Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis, Yat Rospia Brata, angkat bicara. Ia menuturkan Ridwan Saidi asal sebut Galuh artinya brutal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.