Kompas TV nasional berita kompas tv

Hasil Survei, 42 Persen Publik Menginginkan Jokowi Rombak Kabinet

Kompas.tv - 8 Februari 2020, 20:23 WIB
hasil-survei-42-persen-publik-menginginkan-jokowi-rombak-kabinet
Presiden RI, Joko Widodo memperkenalkan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju dan pejabat setingkat menteri sebelum pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (Sumber: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPASTV - Sebanyak 42 persen publik menginginkan Presiden Joko Widodo merombak kabinet. Para responden ini menilai ada sejumlah menteri yang tidak bekerja dengan baik.

Hal ini diketahui dari survei kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah yang dilakukan Political Opinion (IPO) terhadap 1.600 responden pada 10 Januari-31 Januari 2020.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah menjelaskan hasil survei tersebut sangat menarik perhatian, sebab baru 100 hari kerja, publik sudah bisa menilai mana menteri yang berkerja buruk di Kabinet Indonesia Maju.

Baca Juga: Survei IPO: Yasonna, Fachrul dan Johnny Layak Diganti

"Ini cukup mengejutkan, sebab meski baru 100 hari, sebanyak 42 persen publik menyatakan pergantian menteri itu perlu. Kemudian, 36 persen sebut tidak diperlukan dan 22 persen tidak menjawab," ucap Dedi dalam diskusi bertajuk '100 Hari Kabinet Jokowi-Maruf', di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2020).

Adapun lima nama menteri diposisi atas yang mendapat sorotan publik untuk diganti yakni, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Loly yang mendapat atensi 36 persen responden. Menteri Agama Fachrul Razi dengan 32 persen, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate 29 persen.

Selanjutnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo denan 24 persen responden dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang mendapat atensi 22 persen responden.

Baca Juga: Prabowo Tak Masalah Pemulangan 600 WNI Eks ISIS, Jokowi: Saya Bilang Tidak

Survei yang dilakukan IPO menggunakan teknik wellbeing purposive sampling (WPS) terhadap 1.600 responden. Validitas data dengan metode ini berada dalam rentang minimim 94 persen dan maksimum dan maksimum 97 persen. IPO sendiri adalah lembaga survei yang bergerak di bidang media, demokrasi dan isu gender sejak 2017.

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x