JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Solidaritas Indonesia mengkritik rencana pengadaan alat pengeras suara atau toa yang akan digunakan sebagai sistem peringatan dini banjir di Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menganggarkan dana hingga lebih dari empat miliar rupiah untuk pembelian enam set pengeras suara.
PSI menilai penggunaan alat pengeras suara atau toa sebagai salah satu sistem peringatan dini banjir di Jakarta sangat tidak efektif.
Rencana Gubenur DKI Jakarta untuk menambah enam set alat pengeras suara atau toa dengan harga mencapai lebih dari 4 miliar rupiah dinilai kurang maksimal.
Menurut Anthony Winza, Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, kinerja Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta masih belum cukup. “Sekarang normalisasi dan naturalisasi saja masih menjadi perdebatan. Anggarannya pun kalo sudah ada, lahannya di mana?” jelas Anthony.
Fahira Idris, Ketua umum Ormas Bang Japar menjelaskan bahwa anggaran tetap harus disiapkan dan Anies Baswedan sudah maksimal dalam menangani banjir kemarin.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memerintahkan pihak kelurahan untuk berkeliling memberikan peringatan dini terjadinya banjir kepada masyarakat menggunakan pengeras suara dan sirine.
Peringatan dini diberlakukan, setelah Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi prosedur peringatan dini yang selama ini diberlakukan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.