JAKARTA, KOMPAS.TV - Massa pro dan kontra dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berdemo di depan Balai Kota berlangsung damai.
Meski sempat bersitegang, namun masing-masing massa aksi tertib menjaga barisan agar tak terprovokasi. Kedua orator massa saling menyatakan tuntutan maupun dukungan.
Adapun massa kontra Anies menamai diri Jakarta Bergerak ini menggunakan atribut hitam dengan bendara Merah Putih. Mereka menggelar aksi di kawasan patung kuda Arjuna Wiwaha. Sementara massa pro Anies melaksanakan aksi di depan Balaikota.
Baca Juga: Korban Banjir Gugat Anies Baswedan
Sepanduk masing-masing massa juga dipasang di sekitar depan gedung Balaikota. Massa kontara Anies Baswedan memasang seruan di spanduk yang bertuliskan Jakarta Bergerak Suara Rakyat Bersatu. Mereka juga membawa poster yang meminta Anies mundur.
Untuk seruan massa pro Anies lebih beragam, seperti bertuliskan "Kalau Tidak Betah.. Tinggalkan Jakarta. kami Akan Membangun Jakarta Bersama Anis Baswedan." Ada juga spaduk yang menyerukan Jangan Politisi Banjir Untuk Kepentingan Politik.
Salah satu peserta aksi pro Anies Baswedan, Muhammad Hamim menjelaskan kehadirannya di Balai Kota untuk menjaga agar Anies bisa bekerja hingga akhir periode nanti.
Hamim menilai tak ada yang salah dari kepemimpinan Anies. Salah satu contohnya saat banjir melanda Jakarta, Anies menanganinya dengan sigap.
Baca Juga: Ahok: Anies Baswedan Lebih Pintar Atasi Banjir Jakarta
"Kami menjaga dan mengawal Balai Kota, dan menjaga Anies sampai selesai, kalau ada aksi dari siapapun kita akan jaga. Kalau untuk banjir kita harus sama-sama melihat ini musibah. Semuanya juga kena musibah (banjir) di Bekasi, Banten, tetapi Pak Gubernur Anies yang paling cepet tangani banjir," ujar Hamim yang juga Humas Bang Japar, salah satu ormas peserta aksi pro Anies di Balai Kota, Selasa (14/1/2020).
Mobil Water Canon dan Lapis Baja Disiagakan
Sebanyak 500 personel polisi berjaga-jaga di depan Balaikota untuk mengamankan dua massa aksi pro dan kontra dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kabag Ops Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Wiraga Dimas Tama menjelaskan 500 personel polisi itu didatangkan dari Polda, Polres maupun Polres.
Tak hanya pasukan yang disiagakan, mobil lapis baja dan mobil meriam air alias water canon juga disiapkan guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Menurut Wiraga, adanya mobil lapis baja dan water canon sudah sesuai prosedur tetap pengamanan aksi.
"Intinya dari dua kelompok yang berbeda diatambah lagi masyarakat yang menggunakan jalan bisa sama-sama melaksanakan kegiatan dengan baik," ujarnya di Balai Kota, Selasa (14/1/2020).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.