Rencana pemerintah untuk menempatkan Ahok sebagai salah satu pejabat di BUMN, menimbulkan pro dan kontra.
Politisi PDI-P, Ruhut Sitompul, misalnya, berharap Ahok dapat memperbaiki situasi di BUMN. “Kalau orang-orang yang bersih seperti Ahok, tidak ada beban. Jadi percayalah, beliau tetap akan tegak lurus kepada yang menugaskannya. Kepada Pak Erick Thohir dan kepada Bapak Presiden kita…,” kata Ruhut. Sementara, politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan “Kami harapkan Pak Ahok dapat memberikan kebaikan, bukan bikin kisruh memimpin BUMN. Jadi jangan diulangi lagi karakter yang kurang baik waktu memimpin DKI dengan petantang petenteng memaki kiri kanan…”.
Ahok ketika ditemui di salah satu acara, mengaku bahwa ia sudah bertemu dan berdiskusi dengan Menteri BUMN, Erick Thohir. “Ya kita sudah diskusi, lah ya. Mulai dari (membicarakan) Sarinah, Krakatau Steel, PTP sampai perusahaan air minum. Pokoknya macam2 lah ngobrol. Saya kenal Pak Erick bahkan kalau dulu nggak masuk dewan mungkin jadi Komisaris Utama salah satu perusahaan dia.”
Lantas, siapa yang sebenarnya mengusulkan Ahok menjadi petinggi di BUMN? Benarkah Presiden Jokowi memberikan rekomendasi? Untuk mendapat jawabannya, Aiman mewawancarai staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.
Simak selengkapnya di tayangan AIMAN, episode Pro-Kontra Gelanggang Baru Ahok, bagian keempat, berikut ini.
#AIMAN #AHOK #BUMN
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.