Demo mahasiswa yang masih berlangsung hingga Selasa (1/10), memberi sentimen negatif bagi nilai tukar Rupiah. Tapi ternyata, rupiah keok di tengah Dollar AS yang terus menguat. Ekonom mengatakan Dollar AS menguat karena tersokong proyeksi data manufaktur purchasing manager indeks (PMI) AS yang naik ke 51,0 lebih tinggi dari proyeksi pasar di 50,3 untuk periode September.
Selain itu, Dollar AS juga semakin menguat karena pertumbuhan ekonomi negara maju lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi AS, terutama Jerman. Hal ini Dollar AS dalam beberapa hari terakhir terapreasiasi. Dollar AS juga semakin diburu sebagai aset safe haven di tengah makin tingginya risiko resesi global.
Sementara, di saat yang sama persoalan demo di dalam negeri yang masih berlangsung menghambat aliran dana asing masuk untuk menyokong rupiah menguat. Padahal, Ekonom mengatakan dengan penurunan suku bunga The Fed membuat spread yield US Treasury dan Surat Utang Negara (SUN) makin lebar dan bisa menjadi pendorong utama capital inflow.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.