Di ujung tahun pemerintahan era kabinet kerja jilid pertama, bayang-bayang perlambatan ekonomi semakin gulita. Terdeteksi konsumsi listrik yang selama ini menjadi indikator utama penggerak pertumbuhan ekonomi melemah.
Data perusahaan listrik negara dari Januari sampai Juni menunjukkan konsumsi listrik sektor tekstil, negatif 1,8 persen, besi dan baja negatif 9,6 persen, semen minus 7,1 persen, dan otomotif minus 1,2 persen. Sektor tekstil merupakan pelanggan listrik industri terbesar, dengan porsi 17 persen. Disusul kimia 10 persen, besi dan baja 10 persen, semen 8 persen, dan otomotif 7 persen.
Memakai istilah ekonom, ada kesalahan struktural pada sistem ekonomi Indonesia. Selama ini pemerintah hanya fokus pada komoditas, dan cenderung abai pada sektor manufaktur. Dampaknya jelas pertumbuhan manufaktur sudah di bawah pergerakan ekonomi. Jika ekonomi kuartal satu 2019 tumbuh 5,07 persen, manufaktur hanya naik 4,45 persen.
Memberi perhatian pada sektor manufakturbukan sekadar mengundang investor asing dan mendirikan pabrik berkapasitas raksasa. Industri butuh kepastian lain, terutama pembangunan "pasarnya". Menciptakan permintaan yang cukup, agar investasi industri berputar.
#LISTRIK #KONSUMSILISTRIK #INDUSTRILISTRIK
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.