SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Utara mengonfirmasi rencana untuk meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya pada Juni, Selasa (30/5/2023). Mereka mengatakan hal ini penting dilakukan untuk memantau latihan militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.
Pernyataan itu muncul sehari setelah Korea Utara memberi tahu pihak berwenang Jepang bahwa mereka berencana meluncurkan satelit antara 31 Mei hingga 11 Juni. Mereka memberi tahu Jepang bahwa aktivitas ini dapat mempengaruhi perairan Jepang.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan dia memerintahkan Pasukan Bela Diri Jepang untuk menembak jatuh satelit jika ada yang memasuki wilayah Jepang.
Baca Juga: Bayi 2 Tahun di Korea Utara Dihukum Penjara Seumur Hidup, Gegara Orang Tuanya Miliki Kitab Suci
Dalam komentar yang dipublikasikan di media pemerintah, pejabat senior militer Korea Utara Ri Pyong Chol mengecam latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, yang dianggap Korea Utara sebagai latihan invasi. Dia mengatakan Korea Utara menganggap pengintaian berbasis ruang angkasa sangat diperlukan untuk memantau secara real time tindakan militer berbahaya AS dan pasukan pengikutnya.
Sejak awal tahun 2022, Korea Utara telah melakukan uji coba menembakkan sekitar 100 rudal, termasuk rudal balistik antarbenua yang dirancang untuk mencapai daratan AS dan serangkaian peluncuran simulasi serangan nuklir terhadap sasaran di Korea Selatan. Korea Utara mengatakan aktivitas pengujian intensifnya dimaksudkan untuk melawan latihan militer bersama para pesaingnya.
Pekan lalu, militer Korea Selatan dan AS melakukan latihan tembakan skala besar di dekat perbatasan dengan Korea Utara sebagai yang pertama dari lima putaran latihan yang menandai 70 tahun sejak pembentukan aliansi mereka.
Ri mengatakan bahwa perluasan latihan militer AS-Korea Selatan, yang dikombinasikan dengan rencana AS untuk mengirim kapal selam berkemampuan nuklir untuk berlabuh di Korea Selatan dan peningkatan aktivitas pesawat pengintai AS adalah sinyal “niat jahat” untuk mempersiapkan tindakan militer terhadap Korea Utara.
Sementara Washington dan Seoul menggambarkan latihan militer reguler mereka sebagai pertahanan, mereka telah memperluas pelatihan mereka sejak 2022 untuk mengatasi ancaman Korea Utara yang berkembang.
Baca Juga: Yudas Jadi Sebutan Warga Korea Utara untuk Informan Pemerintah yang Khianati Orang Terdekatnya
“Lingkungan keamanan yang memprihatinkan di kawasan ini terjadi karena tindakan militer berbahaya oleh AS dan pasukan bawahannya. Kita harus mengamankan diri sebagai tugas yang paling mendesak. Salah satunya adalah dengan meluncurkan sarana pengintaian dan informasi yang andal yang mampu mengumpulkan informasi tentang tindakan militer musuh secara nyata,” kata Ri seperti dikutip dari Associated Press.
“Satelit pengintaian militer (Korea Utara) nomor satu akan diluncurkan pada bulan Juni dan berbagai sarana pengintaian baru yang akan diuji sangat diperlukan untuk melacak, memantau, membedakan, mengendalikan, dan mengatasi tindakan militer berbahaya AS dan pasukan bawahannya secara real time,” ujarnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.