Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia Sibuk Tangkis Serangan Lintas Perbatasan, Ukraina Bangun Narasi Pemberontakan Internal Moskow

Kompas.tv - 23 Mei 2023, 23:05 WIB
rusia-sibuk-tangkis-serangan-lintas-perbatasan-ukraina-bangun-narasi-pemberontakan-internal-moskow
Pasukan Ukraina masih melawan di sekitar Bakhmut, Senin (22/5/2023). Pasukan keamanan Rusia makin sibuk melawan serangan lintas perbatasan pasukan sabotase militer Ukraina, ini sudah kali kedua pada hari Selasa (23/5/2023). Moskow menuding Ukraina sebagai pelaku serangan tersebut, sementara Kiev menggambarkannya sebagai pemberontakan terhadap Kremlin. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

KIEV, KOMPAS.TV - Pasukan keamanan Rusia makin sibuk melawan serangan lintas perbatasan yang dituding dilakukan pasukan sabotase militer Ukraina, ini sudah kali kedua pada Selasa (23/5/2023). Moskow menuding Ukraina sebagai pelaku serangan tersebut, sementara Kiev menggambarkannya sebagai pemberontakan terhadap Kremlin oleh kelompok partisan Rusia, seperti laporan Associated Press.

Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod Rusia di perbatasan Ukraina, mengatakan pasukan terus melakukan penyisiran di daerah pedesaan di sekitar kota Graivoron, tempat serangan diduga terjadi hari Senin.

Dia mengatakan 12 warga sipil terluka dalam serangan tersebut, dan seorang perempuan tua meninggal selama evakuasi.

Gladkov meminta penduduk yang dievakuasi dari daerah tersebut untuk tetap tinggal di tempat yang aman dan tidak segera kembali ke rumah mereka. "Kami akan memberi tahu Anda segera ketika aman," kata Gladkov.

"Agensi keamanan sedang melakukan semua tindakan yang diperlukan. Kami sedang menunggu operasi kontra-terorisme selesai," tambahnya

Korps Sukarelawan Rusia mengeklaim telah melintasi perbatasan pada awal Maret. Kelompok yang misterius ini menggambarkan dirinya sebagai "formasi sukarela yang berperang di pihak Ukraina." Sedikit yang diketahui tentang kelompok ini, dan tidak jelas apakah mereka memiliki kaitan dengan militer Ukraina. Hal yang sama berlaku untuk "Legiun Kebebasan Rusia".

Tidak mungkin untuk memverifikasi secara independen siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini atau apa tujuan dari serangan tersebut. Penyebaran informasi yang salah telah menjadi salah satu senjata dalam perang yang hampir berlangsung selama 15 bulan ini.

Meskipun bukan kali pertama Rusia menuduh adanya serangan sabotase oleh Ukraina, ini adalah kali pertama operasi untuk menanggapi serangan tersebut berlanjut selama dua hari, yang menunjukkan kesulitan yang dihadapi Moskow di tengah invasinya yang terhambat di Ukraina dan mengancam reputasi Kremlin.

Baca Juga: Sindiran Zelenskyy Mental, Negara Arab Tegaskan Tetap Netral Terkait Perang di Ukraina

Wilayah tempat pasukan sabotase Ukraina menyusup dan menyerang wilayah Rusia. Pasukan keamanan Rusia makin sibuk melawan serangan lintas perbatasan yang dituding dilakukan pasukan sabotase militer Ukraina, ini sudah kali kedua pada hari Selasa, (23/5/2023). Moskow menuding Ukraina sebagai pelaku serangan tersebut, sementara Kiev menggambarkannya sebagai pemberontakan terhadap Kremlin (Sumber: France24)

Wilayah Rusia dan wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina juga menjadi sasaran serangan drone dan ledakan yang menyebabkan kerusakan jalur kereta api, meskipun pejabat Kiev menolak tuduhan tersebut.

Ukraina mengatakan warga negara Rusia yang tergabung dalam kelompok-kelompok yang disebut Korps Sukarelawan Rusia dan "Legiun Kebebasan Rusia" berada di balik serangan tersebut.

Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan kelompok-kelompok tersebut adalah para pengkritik Rusia yang tidak puas dengan kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Mereka adalah patriot Rusia, seperti yang kami pahami. Mereka adalah orang-orang yang memberontak terhadap rezim Putin," katanya, seraya membingkai tuduhan ke alamat Putin.

"Legiun Kebebasan Rusia" dalam saluran Telegram mereka mengeklaim kedua kelompok tersebut masih aktif di daerah Belgorod dan bertujuan untuk "membebaskan" wilayah tersebut.

Pemerintah Belgorod sebelumnya mengumumkan mereka menghabiskan hampir 10 miliar rubel (125 juta dolar AS; 116 juta euro) untuk memperkuat pertahanan wilayah tersebut agar terhindar dari serangan selama perang.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan serangan tersebut "menimbulkan keprihatinan mendalam" dan memerlukan "upaya yang lebih besar" untuk mencegah serangan serupa di masa depan.

Peskov enggan mengungkapkan berapa banyak penyerang yang terlibat dalam serangan tersebut dan tidak memberikan komentar mengenai alasan mengapa upaya untuk menghentikan serangan ini memakan waktu begitu lama.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x