JAKARTA, KOMPAS TV - Partai Keadilan Sejahrtera (PKS) nampak belum mendapatkan efek ekor jas dari mencalonkan Anies Baswedan sebagai bakal capres di Pilpres 2024. Hal itu terbukti dalam tiga kali survei yang dilakukan Tim Litbang Kompas.
"PKS yang turut mengusung Anies tampaknya belum meraih dampak efek ekor jas. Terbukti selama tiga survei terakhir elektabilitasnya justru berkurang," tulis Tim Litbang Kompas yang dikutip dari Kompas.id, Selasa (23/5/2023).
Raihan elektabilitas PKS dalam survei teranyar saat ini 3,8 persen atau turun 1,0 persen dari triwulan lalu. Angka tersebut hampir sama dengan elektabilitasnya pada Oktober 2019.
Baca Juga: Disindir Anies soal Posting Foto di Medsos, Ganjar: Enggak Apa Asal Punya IG
Partai Nasdem yang juga mengusung mantan gubernur DKI Jakarta itu sebagai bakal capres 2024 cenderung dilihat publik sebagai antitesis pemerintahan Jokowi. Elektabilitasnya kini menurun menjadi 6,3 persen.
Elektabilitas Demokrat sempat naik tinggi pada pertengahan tahun 2022. Saat itu, kenaikan tersebut lebih banyak disebabkan oleh kemenangan narasi politik pasca-putusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Deli Serdang tahun 2021.
Kini elektabilitas Demokrat mendapatkan angka sebesar 8 persen atau sedikit turun dari survei Januari 2023.
Kemudian, PKB meraih elektabilitas 5,5 persen, turun 0,6 poin dari survei triwulan sebelumnya.
Meski sedikit menurun, secara tren perolehan suara PKB stabil dari perjalanan survei antarwaktu ini. PKB tampaknya belum mendapat manfaat efek ekor jas dari pencapresan Prabowo karena belum mendapat kepastian untuk posisi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dalam pencapresan.
Kegamangan serupa dibaca publik pada elektabilitas Perindo sebagai partai papan tengah pendukung pemerintah yang menurun 1,0 persen menjadi 3,1 persen. Perindo tampak masih ragu mengarahkan dukungan politik pada capres 2024.
Di papan bawah, Partai Buruh dan Partai Hanura menggeliat dengan sedikit penambahan elektabilitas. PBB, PSI, dan Gelora stagnan-menurun.
Survei periodik melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan pada 29 April-10 Mei 2023. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas Terbaru: Golkar Paling Disukai, tapi Elektabilitasnya Disalip Demokrat
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian lebih kurang 2,83 persen dalam konsisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.