ANKARA, KOMPAS.TV - Tensi tinggi pemilu Turki berlanjut setelah putaran pertama dilakukan Minggu (14/5/2023), apalagi partai oposisi mengungkapkan adanya kecurangan.
Partai Oposisi Turki melaporkan adanya ribuan ketidaksesuaian dan ketidakberesan surat suara dalam pemilihan presiden dan parlemen.
Partai oposisi, Cumhuriyet Halk (CHP) dan Partai Yesil Sol (YSP) mengungkapkan kekhawatiran dan mengirimkan keluhan sejak Minggu.
Dikutip dari Al-Jazeera, Kamis (18/5/2023), keluhan tersebut terkait perbedaan antara penghitungan yang tercatat di pemungutan suara dan suara yang dimasukkan ke dalam sistem Dewan Pemilihan Umum (YSK).
Baca Juga: Semakin Panas, Erdogan dan Kilicdaroglu Saling Klaim Bakal Menang di Pemilu Turki
Wakil Ketua CHP, Muharrem Erkek, mengatakan ketidakberesan ditemukan oleh partainya pada 7.094 boks kotak suara, setelah lebih dari 201.000 kota suara dari dalam Turki dan luar negeri diperiksa.
CHP mengajukan keberatan terhadap 4.925 kotak suara dari pemilu parlemen, dan sebanyak 2.269 suara dari pemilihan presiden.
Adapun putaran kedua pemilihan presiden akan dilakukan pada 28 Mei pekan depan, setelah tidak ada kandidat yang mampu mencapai 50 persen suara mayoritas.
Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan mendapatkan 49,5 persen suara, sedangkan rivalnya, Kemal Kilicdarofglu membukukan 44,89 persen.
Erkek mengatakan suara untuk Kilicdaroglu secara tak benar dialokasikan kepada Muharrem Ince yang menarik diri dari pemilihan presiden, tiga hari sebelum pemilu digelar.
Hal itu yang kemudian menyebabkan tak cukup waktu untuk mencetak surat suara baru tanpa nama Ince.
Erkek mengungkapkan bahwa suara tambahan itu kemudian diberikan kepada Erdogan, meski tanpa memberikan bukti.
“Kami mengikuti setiap pemberian suara, meski hal itu tak mengubah hasil keseluruhan.” Kata Erkek.
Baca Juga: Inggris dan Belanda Bentuk Koalisi untuk Bantu Ukraina Dapatkan F-16, Zelenskyy: Bagus!
Sementara itu, YSP yang menerjunkan kandidat parlemen dari Partai Halklarin Demokratik (HDP) pro-Kurdi, mengatakan telah menemukan lebih dari 1.000 kasus pemasukan nama yang salah.
Meski begitu, menurut Juru Bicara pemilu YSP, Mehmet Rustu Tiryaki mengatakan pihaknya tak memiliki bukti apakah ada keganasan terorganisir dari kesalahan ini, atau adanya seseorang yang dengan sengaja mencoba mempengarui hasil pemilu.
Di pemilu parlemen, partai Erdogan, AKP menjadi pemimpin perolehan suara.
Sedangkan Partai Miliyetci Hareket (MHP), yang merupakan aliansi AKP mengungguli ekspektasi dengan perolehan suara lebih dari 10 persen.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.