JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pesan kepada presiden berikutnya agar tidak takut digugat oleh negara mana pun terkait hilirisasi sumber daya alam.
Hal ini disampaikannya pada acara Puncak Musra (Musyawarah Rakyat) di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (14/5/2023).
"Saya nanti akan titip kepada pemimpin berikutnya jangan takut digugat oleh negara manapun," kata Jokowi.
"Kalau digugat, cari pengacara, cari lawyer yang terbaik agar gugatan kita menang," tuturnya.
Jokowi menyinggung terkait sikapnya yang tetap menyetop ekspor bahan mentah seperti kelapa sawit, nikel, dan bauksit, meski digugat Uni Eropa.
Mengingat, kata dia, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah yang harus dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.
Baca Juga: Jokowi: Hati-hati Pilih Pemimpin, Jika Keliru Hilang Kesempatan Indonesia Jadi Negara Maju
"Sekarang kita baru digugat oleh Uni Eropa, baru satu urusan saja. Nikel, digugat. Padahal bahan mineral kita bukan hanya nikel. Ada nikel, tembaga, timah, batubara, bauksit. Apakah kita mau berhenti karena digugat Uni Eropa?" ujarnya.
"Kalau pemimpinnya tidak berani pasti mundur minta ampun. Kalau seperti itu, jangan bermimpi negara ini menjadi negara maju," katanya.
Untuk itu, Jokowi menegaskan, Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang kuat serta mampu menghadapi ketidakpastian global.
"Sebab itu, ke depan negara ini butuh kepemimpinan yang kuat, dan mampu menghadapi ketidakpastian dunia," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, dia pun mengakui, tahun lalu gugatan Indonesia soal ekspor bijih nikel memang kalah.
Namun, Jokowi secara tegas menyatakan tidak akan mundur.
"Tapi tahun kemarin gugatan kita kalah. Kalah pun, saya sampaikan kepada menteri, tidak boleh mundur. Naik banding. Saya minta naik banding. Sambil industrinya diselesaikan," kata Jokowi.
"Begitu gugatannya rampung industrinya sudah rampung, artinya sudah bisa mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, itu yang namanya strategi negara ya seperti itu."
Baca Juga: Jokowi: Pemimpin Harus Tahu Cara Memajukan Negara, Bukan Hanya Duduk di Istana dan Tanda Tangan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.