KOTA GAZA, KOMPAS.TV - Seorang pemimpin kelompok militan Jihad Islam di Gaza, Sabtu malam (14/5/2023), mengumumkan kesepakatan gencatan senjata telah dicapai dengan Israel untuk mengakhiri lima hari pertempuran sengit. Namun, serangan roket masih terus berlanjut setelah batas waktu, sehingga kesepakatan tersebut dipertanyakan.
Pemimpin Jihad Islam, Mohamad al-Hindi, telah mengatakan kepada saluran Al Kahera Wal Nas bahwa kesepakatan yang disponsori oleh Mesir akan mulai berlaku pukul 10 malam waktu setempat (1900 GMT) atau pukul 2.00 hari Minggu, (14/5) seperti laporan Associated Press.
"Sekarang, kesepakatan ini telah dicapai berkat upaya Mesir yang berkelanjutan. Kami menghargai upaya ini," ujarnya.
Tidak lama sebelum gencatan senjata berlaku, Israel melaporkan serangan roket besar-besaran dari Palestina menuju selatan dan pusat Israel, sementara Israel mengatakan mereka sedang menyerang target di dalam Gaza.
Setelah batas waktu pukul 10 malam, Israel melaporkan serangan roket tambahan, dan media Israel mengatakan pesawat tempur sedang merespons.
Belum ada komentar dari pihak Israel mengenai pengumuman gencatan senjata. Namun, stasiun televisi Mesir sebelumnya melaporkan bahwa kesepakatan itu sudah dekat.
Baca Juga: Gencatan Senjata Belum Disepakati, Jalur Gaza Dibombardir Israel 5 Hari Beruntun
Mesir sering bertindak sebagai perantara antara Israel dan kelompok militan Palestina di Gaza. Pengumuman serupa minggu lalu oleh Mesir tidak berjalan lancar karena pertempuran terus berlanjut.
Pertempuran ini telah menewaskan 33 warga Palestina di Gaza, termasuk setidaknya 13 warga sipil. Dua orang tewas akibat serangan roket di Israel, termasuk seorang wanita Israel berusia 80 tahun dan seorang pria Palestina dari Gaza yang memiliki izin bekerja di Israel.
Kekerasan terbaru ini pecah pada hari Selasa ketika serangan udara Israel membunuh tiga komandan senior Jihad Islam. Israel mengatakan serangan udara tersebut sebagai respons terhadap serangan roket sebelumnya minggu lalu dan bahwa serangan mereka ditujukan pada target Jihad Islam.
Namun, warga Gaza mengatakan rumah-rumah orang yang tidak terlibat dalam pertempuran juga telah terkena serangan.
Sebagai pengingat situasi yang mudah terbakar di Tepi Barat yang diduduki, militer Israel melakukan razia di kamp pengungsi Balata dekat kota utara Nablus, memicu baku tembak yang menewaskan dua warga Palestina.
Dalam insiden terpisah di dekat kota utara Jenin, polisi Israel mengatakan mereka menembak dan membunuh seorang tersangka penyerang Palestina yang berlari menuju prajurit dengan membawa pisau.
Baca Juga: Pemimpin Milisi Palestina Dirudal Israel saat Berada di Rumah, Pakar Hukum: Ini Kejahatan Perang
Sementara itu, militer Israel pada Sabtu pagi sebelumnya mengebom apartemen milik komandan Jihad Islam, Mohammed Abu Al Atta, serta target lain termasuk peluncur roket, demikian dilaporkan.
Militer Jihad Islam menembakkan beberapa serangan roket ke selatan Israel, di mana puluhan ribu warga Israel diinstruksikan untuk tetap berada dekat dengan ruang aman dan tempat perlindungan dari bom. Ratusan warga yang tinggal di dekat perbatasan dievakuasi ke hotel-hotel di utara.
Kepala militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengatakan bahwa Israel telah mencapai "keberhasilan signifikan" sepanjang pertempuran dan menyatakan bahwa pasukan militer siap untuk melanjutkan kampanyenya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.