JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika akan menyerahkan jabatannya sebagai orang nomor satu di PKN itu kepada Anas Urbaningrum.
Anas merupakan narapidana kasus tindak pidana korupsi dan pencucian uang terkait proyek Hambalang dan proyek APBN lainnya.
Setelah melalui proses hukum, ia dijatuhi hukuman 8 tahun penjara dan membayar uang pengganti sebesar Rp 57,9 miliar dan 5.261.070 dollar AS.
Baca Juga: Anas Urbaningrum Bebas Setelah 8 Tahun, Kepala Lapas: Masih Harus Lapor 3 Bulan ke Depan
Kini, ia sedang menjalani masa cuti menjelang bebas sejak 11 April 2023 lalu.
"Dengan ketulusan hati, dengan keikhlasan jiwa saya telah bersiap menyerahkan jabatan ketua umum PKN kepada Mas Anas," kata Gede Pasek kepada wartawan, Jumat (12/5/2023).
Ia menjelaskan, dirinya yakin PKN akan lebih cepat akselerasinya jika dipimpin oleh sosok politisi berdarah dingin seperti Anas.
"Etape pertama lolos Kumham, etape kedua lolos KPU dan kini etape ketiga setengah jalan masih saya, nanti setelah Mas Anas bebas murni menjalani CMB (Cuti Menjelang Bebas) akan saya serahkan jabatan ketua umum saya kepada beliau. Sekarang saya masih tuntaskan secara maksimal," ujarnya.
Ia memperkirakan, jabatan itu akan diserahkan secara resmi sekitar Juli 2023 nanti.
"Kami akan membuat konsep dwi tunggal sebagai bentuk value politik yang mengedepankan persahabatan, perjuangan bersama dan jauh dari nuansa rebutan rebutan kekuasaan di internal."
"Saya ingin membangun kultur politik bahwa dalam politik bukan haus jabatan yang harus ditampilkan, tetapi bagaimana mengatur formasi agar ide dan gagasan bisa berjalan dengan maksimal. Sebab politik itu kontestasi ide gagasan kebangsaan," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dirinya sudah bertemu berdua dengan Anas dan sudah meminta langsung kesediaan memimpin PKN.
"Saya sudah bertemu, dan nanti dalam waktu dekat usai urusan pencalegan, saya juga akan ajak semua pimpinan daerah bertemu langsung secara khusus dan pertengahan Juli nanti segera dilakukan peralihan," katanya.
Ketika ditanya setelah jadi ketum akan menempati posisi apa di partai, ia mengatakan posisi tidak penting baginya.
"Yang pasti posisinya mengawal agar Mas AU bisa maksimal memimpin PKN ke depannya," kata Gede Pasek.
GPS menganalogikan PKN seperti Istana Negara di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur.
Baca Juga: 8 Tahun Masa Tahanan, Anas Urbaningrum Bebas Pada 11 April 2023
"Arsiteknya orang Bali yaitu Seniman Nyoman Nuartha, tetapi yang memimpin dan mengelola adalah Presiden Jokowi."
"Ya PKN arsiteknya saya, yang kemudian memimpin mengelola Mas Anas. PKN dan IKN kan beda tipis karena sama-sama Nusantara," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.