JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemilu 1982 dilaksanakan pada 4 Mei dengan tiga kontestan, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) , Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Pada pemilu keempat sejak Indonesia berdiri ini, tercatat pemilih yang memberikan suara sebanyak 75.126.306. Pemilihan umum pada 1982 dilaksanakan guna memilih anggota DPR dan MPR tahun jabatan 1982–1987.
Saat itu, Golkar kembali keluar sebagai pemenang bahkan suaranya meningkat. Namun gagal merebut kemenangan di Aceh. Hanya Jakarta dan Kalimantan Selatan yang berhasil diambil Golkar dari PPP. Secara nasional Golkar berhasil merebut tambahan 10 kursi dan itu berarti kehilangan masing-masing 5 kursi bagi PPP dan PDI. Golkar meraih 48.334.724 suara atau 242 kursi.
Baca Juga: Pesan JK ke Jokowi: Presiden Punya Tugas sebagai Wasit dan Pendukung Pemilu bukan Pendukung Koalisi
Pada pemilu itu pula, Golongan Putih alias Golput menguat. Sebenarnya mereka sudah hadir sejak Pemilu 1971 yang dimotori oleh para aktivis seperti Arief Budiman, Adnan Buyung Nasution, Imam Waluyo, Julius Usman dan Husin Umar. Dikutip dari situs rumah pemilu, ajakan untuk golput sudah disampaikan sejak 1971 di Gedung Balai Budaya Jakarta.
Pamflet dengan tema 'Tidak Memilih Hak Saudara', 'Tolak Paksaan dari Manapun', dan 'Golongan Putih Penonton yang Baik' banyak bertebaran di ibu kota kala itu. Mereka juga mengajak masyarakat untuk mencoblos di luar gambar partai atau di bidang putih supaya surat suara tidak sah.
Fenomena yang cukup menarik dari Pemilu kala itu, para artis mulai ikut berkampanye sebagai juru kampanye. Namun, grup asal Bandung justru mengeluarkan album dengan tema Kampanye Pemilu 1982. Dalam lagu tersebut, ajakannya tetap relevan sampai sekarang.
Dikutip dari situs arsip nasional, kampanye pemilu damai ala Bimbo tahun 1982 itu mengajak meski berbeda, tetap satu keluarga dan satu tanah air yaitu Indonesia. Salah satu liriknya berbunyi,
Baca Juga: Kilas Balik Pemilu 1977: Suara PPP Naik di Jakarta dan Aceh, PDI Turun, Golkar Juara
Kampanye lima tahun sekali untuk pemilu,
Pandailah menahan diri
bukan cari permusuhan
bebas menilai kontestan
Lumayan buat hiburan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.