FASHER, KOMPAS.TV - Upaya seorang pria yang betulkan listrik rumah sakit terdampak perang Sudan berakhir miris.
Pria bernama Muhammedin Fadul Idris Wadi, 27 tahun, itu tersengat listrik ketika berusaha memperbaikinya dan tewas beberapa hari kemudian.
Wadi adalah mahasiswa teknik listrik dan bagian dari sukarelawan yang berusaha agar rumah sakit bisa tetap bekerja meski terjadinya pertempuran dan penjarahan.
Insiden tersebut terjadi di Pusat Kesehatan Sayed al-Shahada di Kota Fasher, Kamis (4/5/2023).
Baca Juga: Raja Charles Dilaporkan Sempat Mengeluh Sebelum Penobatan, Sebut Bangsawan Tak Pernah Tepat Waktu
“Ia dikenal sebagai sosok yang kerap tersenyum, bahkan di masa perang,” ujar temannya Ahmed Ishaq kepada BBC.
“Ia memberikan hidupnya untuk melayani orang-orang di Fasher,” tambah Ishaq.
Wadi yang oleh temannya dikenal sebagai Ala Danedn, dihormati banyak orang karena pekerjaannya yang tak kenal lelah.
Ia juga kerap memberikan inisiatif kepada masyarakat.
Sejak perang di Sudan antara dua vaksi militer terjadi pada 15 April lalu, kelompok sukarelawan Wadi, yang disebut Inisiatif Pemuda Al-Thawra, telah fokus dalam membantu layanan medis di Fasher.
Semua fasilitas medis di Fasher harus ditutup, kecuali Rumah Sakit Selatan, klini bersalin yang diubah fungsinya.
Hal itu karena kedekatan kota itu dengan lokasi pertempuran, atau karena ketidakmampuan staf untuk menjangkaunya.
“Saya melihatnya bekerja dengan segala upaya untuk membersihkan dan menerima yang terluka di Rumah Sakit Selatan selama pekan pertama,” kata Ishaq.
Baca Juga: Detik-detik Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat NATO, Lakukan Manuver Agresif dan Berbahaya
“Ia membuat kami tetap bersemangat secara psikologis di masa-masa sulit dengan kata-katanya yang baik, dan ia bekerja seperti lebah,” tambahnya.
Para relawan kemudian mengalihkan perhatian mereka ke Pusat Kesehatan Sayed al-Syahada yang telah drusak dijarah dan kemudian ditinggalkan stafnya.
Rekannya mengatakan, ia rubuh setelah mengalami serangan shock yang kuat dan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Selatan.
Tetapi setelah 48 jam, para sukarelawan tak berhasil menyelamatkannya dan mahasiswa itu kemudian meninggal pada Sabtu (6/5/2023) malam.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.