WASHINGTON, KOMPAS.TV - Krisis fentanil di Amerika Serikat (AS) disebut semakin mematikan dan kasus overdosis opioid tersebut semakin meningkat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan bahwa kematian terkait fentanil meningkat hampir empat kali lipat dalam kurun lima tahun.
Melansir CNN, dalam laporan yang dirilis pada Rabu (3/5/2023) lalu, data CDC menunjukkan hampir 70.000 warga AS meninggal dalam kasus overdosis yang melibatkan fentanil. Angka ini meningkat hampir empat kali lipat dibanding tahun 2016.
Pada 2021, CDC melaporkan hampir sepertiga kematian akibat overdosis melibatkan obat berjenis opioid sintetis tersebut. Fentanil semakin kerap muncul dalam sertifikat kematian terkait overdosis.
Baca Juga: Tentara Meksiko Sita 1,5 Ton Sabu dan 149 Kg Bubuk Fentanil, Apa Itu Fentanil dan Bahayanya?
Caleb Banta-Green, profesor di University of Washington School of Medicine’s Addictions, Drug & Alcohol Institute menyebut informasi itu krusial untuk meninjau efek kebijakan pengendalian narkoba dan program rehabilitasi.
"Kita perlu tahu tepatnya apa yang menyebabkan orang-orang mati jadi kita tahu layanan apa yang mereka perlukan agar terus hidup," kata Banta-Green dikutip CNN.
Fentanil sendiri adalah opioid kuat yang diproduksi untuk membantu pasien penyakit seperti kanker mengatasi rasa sakit parah. Efek fentanil disebut 50 hingga 100 kali lebih kuat dibanding morfin.
Akan tetapi, kasus penyalahgunaan fentanil yang meroket di AS diduga berasal dari obat-obat yang diproduksi secara ilegal, dipasok dan dikonsumsi sebagai narkoba.
Pada 2021, menurut CDC, fentanil terkait dengan 22 kematian per 100.000 orang di AS. Angka ini lebih dari dua kali lipat angka kematian overdosis terkait metamfetamin atau kokain, juga tujuh kali lipat dibanding heroin.
Baca Juga: Laporan Barat: Menlu Arab Bertemu Menlu Suriah, Damaskus Janji Basmi Penyelundupan Narkoba
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.