Kompas TV nasional rumah pemilu

Pengamat: Pertemuan Cak Imin dengan AHY Bagus, yang Bahaya Manuver Hukum Moeldoko

Kompas.tv - 4 Mei 2023, 20:46 WIB
pengamat-pertemuan-cak-imin-dengan-ahy-bagus-yang-bahaya-manuver-hukum-moeldoko
Ujang Komaruddin dalam Kompas Petang, Kamis (3/5/2023) menyebut Kunjungan Muhaimin Iskandar ke Cikeas, Jawa Barat, untuk menemui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan SBY merupakan hal positif. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kunjungan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar ke Cikeas, Jawa Barat untuk menemui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Soesilo Babang Yudhoyono (SBY) merupakan hal positif.

Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komaruddin dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (4/5/20023).

Ujang melihat kunjungan itu sebagai sebuah pendekatan dari Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin kepada Demokrat.

“Saya melihatnya sebagai sebuah pendekatan, rayu merayu, goda menggoda dengan cara yang baik, dengan cara yang halus, dan itu bagus dilakukan,” katanya.

“Tadi Cak Imin sangat jelas ya, ternyata, katanya Pak AHY itu imannya kuat, artinya mau digoyang seperti apa pun, digoda seperti apa pun masih bertahan,” tuturnya.

Ujang berpendapat, pernyataan Cak Imin tersebut sangat jelas bahwa Cak Imin memberikan ‘proposal godaan’ untuk AHY.

Baca Juga: Pertemuan AHY dan Cak Imin, Keduanya Tak Menepis Soal Pembahasan Koalisi Jelang Pemilu 2024

“Bahwa kelihatannya Cak Imin memberikan proposal, proposal godaan, proposal goyangan, cobaan untuk bisa, katakanlah menarik Demokrat dari Koalisi Perubahan. Itu bagus. Rayu-merayunya dengan cara baik juga bagus, pendekatannya juga bagus,” tegasnya.

Cara yang dilakukan oleh Cak Imin dinilainya bagus, berbeda dengan manuver hukum yang dilakukan oleh pihak lain untuk coba menggoyang Partai Demokrat.

“Tapi, yang berbahaya adalah ketika misalkan manuver hukum, misalnya PK yang diajukan Pak Moeldoko di Mahkamah Agung. Yang jadi persoalan itu sebetulnya. Kalau soal goda menggoda, lirik meliik, itu hal biasa. Demokrat itu yang yang paling berat adalah persoalan hukum. Biasanya ketua umum partai, elit atau petinggi partai itu agak berat kalau berhadapan dengan persoalan hukum,” tegasnya.

Ia kemudian mencontohkan kasus yang menimpa Partai Golkar beberapa waktu lalu, dan memecah partai berlambang pohon beringin tersebut.

“Ada pengalaman dulu, mohon maaf, Golkar dipecah jadi dua, itu juga kan karena bagian daripada pemerintah yang memecah itu. Oleh karena itu sangat mudah kalau pemerintah punya kuasa, punya keinginan untuk memecah belah partai, untuk mendukung koalisi pemerintah, akhirnya terjadi di Golkar masa lalu, kemarin,” tegasnya.

Secara konstruksi hukum, lanjut dia, AHY pasti akan menang dalam peninjauan kembali yang dilayangkan ke MK.

Baca Juga: Kelakar Cak Imin ke AHY soal Pilpres 2024: Kalau Menang, Jangan Lupa Saya Mas

“Tapi kan kalau secara politik, kita tidak tahu. Kalau secara politik ini kan tidak mengerti, ada intervensi politik ke hukumkah, atau seperti apa. Ini yang rawan di situ, yang khawatri di situ. Kalau pendekatan Cak Imin, pendekatan Airlangga, itu hal yang bagus, positif, tapi kalau masalah hukum, ini yang agak berat saya melihatnya,” tuturnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x