KHARTUM, KOMPAS.TV - Organisasi Sindikat Dokter Sudan melaporkan bahwa 436 warga sipil tewas akibat pertempuran antara militer lawan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) per 1 Mei 2023. Selain ratusan tewas, konflik Sudan juga menimbulkan 2.175 korban luka.
Selain menimbulkan korban manusia, konflik dua jenderal ini membuat layanan kesehatan guna merawat korban terganggu. Menurut laporan Al Jazeera, hingga berita ini diturunkan, layanan kesehatan di kota Geneina, daerah Darfur Barat terhenti total.
Baca Juga: PBB Kirim Kepala Badan Bantuan Darurat ke Sudan, Gegara Krisis Kemanusiaan Kian Memburuk
Krisis layanan kesehatan pun berpeluang semakin parah mengingat pertempuran militer vs RSF justru meluas per hari ke-16, Senin (1/5/2023). Jurnalis Al Jazeera di Khartum menyebut pertempuran kedua pihak mulai menjamah area-area lain yang sebelumnya tenang.
"Konfrontasi telah meluas ke area-area baru, termasuk Al-Jerif Timur di bagian timur Nil Biru hingga timur Khartum. Konfrontasi paling keras terjadi di Khartum Bahri, khsusunya di Al-Hafalya, Shambat, Kafouri Utara, dan kawasan industri," kata Haitham Uweit, koresponden Al Jazeera di lapangan.
"Kami melihat bubungan asap hasil serangan udara yang diluncurkan militer dan rudal anti-pesawat yang ditembakkan RSF," lanjutnya.
Konflik Sudan meletus pada 15 April lalu di ibu kota Khartum lalu meluas ke daerah-daerah lain. Baik militer ataupun RSF sama-sama menuduh lawannya memulai pertempuran.
Di lain sisi, kedua pihak yang bertempur dilaporkan setuju mengirimkan perwakilan untuk berunding bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal tersebut disampaikan oleh Utusan Khusus PBB untuk Sudan Volker Perthes.
"Belum ada informasi jelas yang tersedia tentang kapan dan di mana negosiasinya. Kemungkinan mereka akan bertemu di Jeddah di Arab Suadi atau di Juba, ibu kota Sudan Selatan. Dimungkinkan juga negosiasi akan digelar di Nairobi, ibukota Kenya, atau di Djibouti," kata Uweit.
Baca Juga: 363 WNI yang Dievakuasi dari Sudan pada Tahap Kedua Tiba di Indonesia Hari Ini
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.