JAKARTA, KOMPAS.TV - Nasib Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berisi Golkar, PAN, dan PPP dipertanyakan usai PPP mendeklarasikan dukungan bagi bacapres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo.
Elite-elite PPP sendiri telah menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam rangka komunikasi politik kedua parpol pada Minggu (30/4/2023).
Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga menyebut tindakan PPP yang merapat ke kubu pendukung Ganjar adalah bentuk “kedaulatan” masing-masing parpol.
Namun, ia menyayangkan etika PPP yang mendeklarasikan dukungan bagi Ganjar, kendati tergabung dalam KIB.
"Bagi saya pribadi, ini kurang etis saja ya, tapi kalau kemudian kita pertanyakan, ya itu kan kedaulatan mereka sendiri juga sebagai partai politik,” kata Lamhot dalam program Kompas Petang Kompas TV, Minggu.
Baca Juga: Tak Punya Bakal Capres Kompetitif, Pengamat Sebut KIB Berpeluang Jadi ‘Supplier Cawapres’
Lamhot pun menegaskan Golkar dan PAN tetap akan melanjutkan KIB. Ia membeberkan rencana KIB yang hendak merapat ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang beranggotakan Gerindra dan PKB, untuk membentuk sebuah koalisi besar.
"Kita masih tetap dengan agenda kita ya, kalau kemarin kita menyepakati koalisi besar, tahapan itu konsisten kita jalankan sampai sekarang. Fokus utamanya adalah membangun koalisi besar (dengan KIR) yang namanya Koalisi Kebangsaan nantinya,” kata Lamhot.
Lebih lanjut, dia menyebut KIB tidak hanya menawarkan bakal capres-cawapres kepada KIR. Namun, ada nilai-nilai yang ditawarkan kepada Gerindra-PKB.
Lamhot juga menegaskan Golkar masih punya banyak opsi jelang Pemilu 2024. Ia menggarisbawahi waktu pendaftaran capres-cawapres yang masih lima bulan lagi.
"Masih dinamis, kita pun di Golkar sendiri tidak melakukan keputusan yang gegabah, karena saat ini di kantong kita opsi banyak, tidak ada kekhawatiran,” kata Lamhot.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mempertanyakan apa yang bisa ditawarkan Golkar kepada koalisi lain.
Sebab, kata dia, kubu lain telah memenuhi ambang batas untuk mengajukan calon presiden atau presidential threshold.
"Apa yang ditawarkan Golkar? Kalau dari sisi teknis presidential threshold kalau tiga capres yang lain sudah memenuhi syarat?" kata Burhanuddin.
Dia pun mempertanyakan komitmen Golkar dan PAN untuk melanjutkan KIB. Ia menyebut PAN sudah dua kali kalah dalam pilpres dan diyakini bakal mencari kubu dengan kans kemenangan terbesar.
"Maukah Golkar dan PAN maju terus untuk mengusung KIB? Nah, pertanyaannya siapa (yang diusung)? Saya sendiri menduga kecil kemungkinannya Golkar dan PAN commit membentuk KIB," katanya.
Baca Juga: Pengamat Politik Nilai Pertemuan Golkar dan Demokrat Bakal Berlanjut, Ini Alasannya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.