TASHKENT, KOMPAS.TV - TPS dibuka pada Minggu pagi (30/4/2023), dimana rakyat Uzbekistan akan memutuskan tentang referendum konstitusi yang memungkinkan Presiden Shavkat Mirziyoyev tetap berkuasa hingga 2040.
Pihak berwenang Uzbekistan mengatakan bahwa perombakan konstitusi akan meningkatkan tata kelola dan kualitas hidup di negara Asia Tengah yang berpenduduk 35 juta jiwa, yang hak-haknya lama dibatasi.
Namun, menurut pengamat politik, Mirziyoyev lah yang diperkirakan akan paling diuntungkan di negara mayoritas Muslim tersebut.
Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 8 pagi (0300 GMT), menurut Komisi Pemilihan Uzbekistan. Mereka akan ditutup pukul 8 malam, seperti laporan France24, Minggu (30/4/2023).
Salah satu reformasi utama yang diharapkan adalah memperpanjang masa jabatan presiden dari lima menjadi tujuh tahun; dan memungkinkan Mirziyoyev yang berusia 65 tahun untuk menjabat dua kali lagi dan memperpanjang waktunya berkuasa hingga 2040.
Tidak diragukan lagi, perubahan akan diadopsi, di negara di mana media sangat terkontrol.
Dua jurnalis yang bekerja untuk media negara Uzbek dikutip oleh France24 dengan kondisi anonim bahwa mereka telah "diperintahkan untuk meliput Uzbekistan, referendum, dan presiden dengan cara positif". Keduanya mengatakan sensor meningkat selama kampanye referendum.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memberi suara ini terlihat sah, mendaftarkan selebritas lokal di acara rapat besar dan konser untuk memuji baik usulan dan presiden.
Papan reklame di sekitar ibu kota Tashkent, kota terbesar di Asia Tengah, menampilkan percakapan pesan imajiner antara pemilih.
"Ayah, apakah kita akan pergi ke taman?" pesan pertama menyebut, "Tidak, kita harus memilih dulu," jawab pesan kedua.
Baca Juga: Xi Jinping dan Putin Bersua di Uzbekistan, Saling Dukung dan Kecam Upaya AS Dominasi Dunia
Uzbekistan Baru?
Kampanye tampaknya berhasil. Agay Danilov, seorang mahasiswa berusia 18 tahun, dikutip oleh France24 mengatakan bahwa referendum ini "ide yang bagus".
"Kita dapat memilih masa depan negara kita," tambah Danilov.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.