LONDON, KOMPAS.TV - Penobatan Raja Britania Raya, Charles II akan menjadi penobatan raja dengan upacara lintas agama dan bahasa.
Seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, pada hari Minggu ((30/4/2023), Raja Charles III ingin menunjukkan dirinya adalah tokoh pemersatu bagi semua penduduk dan agama serta keyakinan Britania Raya, akan dinobatkan dalam upacara yang untuk pertama kalinya melibatkan partisipasi aktif dari agama-agama selain Gereja Inggris.
Pemimpin umat Buddha, Hindu, Yahudi, Islam, dan Sikh akan berpartisipasi dalam berbagai aspek penobatan, demikian diungkapkan Kantor Uskup Agung Canterbury hari Sabtu, (29/4/2023)
Upacara ini untuk pertama kalinya juga akan melibatkan uskup perempuan, serta lagu-lagu dan doa-doa yang dinyanyikan dalam bahasa Wales, Gaelik Skotlandia, dan Gaelik Irlandia, serta bahasa Inggris.
"Layanan ini mengandung elemen-elemen baru yang mencerminkan keragaman masyarakat kontemporer kita," kata Uskup Agung Justin Welby, pemimpin spiritual Gereja Inggris, dalam sebuah pernyataan.
"Saya berdoa agar semua yang ikut serta dalam layanan ini, baik mereka yang beragama maupun tidak beragama, akan menemukan kebijaksanaan kuno dan harapan baru yang membawa inspirasi dan sukacita," ungkap Uskup Agung Justin Welby.
Baca Juga: Jelang Penobatan Raja Inggris Charles III: Rumitnya Kehidupan Keluarga Kerajaan, Tak Lepas dari Aib
Upacara penobatan mencerminkan upaya Charles untuk menunjukkan bahwa monarki yang berusia 1.000 tahun masih relevan di negara yang jauh lebih beragam daripada saat ibunya dinobatkan 70 tahun yang lalu.
Meskipun raja adalah pemimpin tertinggi Gereja Inggris, sensus terbaru menunjukkan hanya kurang dari separuh populasi sekarang mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Kristen.
Dibangun di sekitar tema "Dipanggil untuk Melayani," penobatan akan dimulai dengan salah satu anggota termuda dari jemaah, seorang penyanyi paduan suara Kapel Kerajaan, menyapa raja.
Charles akan menanggapi dengan mengatakan, "Dalam nama-Nya dan sesuai dengan teladan-Nya, saya datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani."
Ini dimaksudkan untuk menekankan pentingnya orang muda dalam dunia saat ini, menurut Lambeth Palace, rumah Uskup Agung Canterbury.
Layanan ini juga akan mencakup banyak elemen sejarah yang menekankan tradisi kuno melalui mana kekuasaan telah diserahkan kepada raja-raja baru selama berabad-abad.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.