BANGKOK, KOMPAS.TV - Mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengadakan kunjungan tak terduga ke Myanmar yang dikuasai junta militer militer atas nama kelompok The Elders yang terlibat dalam inisiatif perdamaian dan hak asasi manusia di seluruh dunia.
Televisi negara MRTV melaporkan pada Senin Senin (24/4/2023) malam bahwa Ban, Wakil Ketua The Elders, bertemu di ibu kota Naypyitaw dengan pemimpin junta militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Mereka dilaporkan bertukar pandangan tentang situasi di Myanmar dalam diskusi yang ramah, positif, dan terbuka.
Namun, belum ada rincian hasil pertemuan tersebut, dan dikatakan pertemuan itu juga dihadiri oleh menteri pertahanan dan luar negeri junta militer.
Dikabarkan bahwa, Ban tiba dengan rombongan kecil pada hari Minggu dan diterima oleh wakil menteri pertahanan dan luar negeri. Rombongan Ban dikabarkan berangkat pada hari Senin setelah pertemuan.
Kunjungan Ban, mantan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, kemungkinan besar difokuskan pada krisis politik yang sedang berlangsung di Myanmar.
"Kunjungan ini oleh Bapak Ban Ki-moon sepenuhnya diatur oleh The Elders. Kami tidak terlibat dalam proses ini," kata seorang pejabat Kedutaan Besar Korea Selatan yang berbicara dengan anonim karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media. "Ini bukan kunjungan resmi."
Baca Juga: Korban Tewas akibat Serangan Udara Junta Militer Myanmar Jadi 171 Warga Sipil, Termasuk 38 Anak-Anak
The Elders didirikan oleh Nelson Mandela pada tahun 2007 dan terdiri sebagian besar dari mantan pemimpin dunia yang pensiun. Kelompok ini belum merilis rincian kunjungan maupun hasil kunjungan Ban Ki-moon.
Juru bicara junta militer, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, mengatakan kepada layanan berbahasa Burma BBC bahwa Ban juga bertemu secara terpisah dengan Mantan Presiden Thein Sein.
BBC melaporkan bahwa Ban tidak bertemu dengan Aung San Suu Kyi, yang dipenjara sejak pemerintah terpilihannya digulingkan militer pada Februari 2021.
Ban telah bertemu dengan mantan Presiden Thein Sein dan Suu Kyi ketika dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB pada 2007-2016.
Myanmar telah dilanda oleh kerusuhan yang berdarah sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Suu Kyi. Kepemimpinan militer menghalangi partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi untuk memulai masa jabatan kedua di kantor.
Pergolakan publik yang masif terhadap kudeta tersebut telah ditekan oleh aparat keamanan dengan kekuatan mematikan dan berubah menjadi perlawanan bersenjata yang meluas.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.