NEW YORK, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta semua faksi yang bertikai di Sudan untuk gencatan senjata selama tiga hari.
Gencatan senjata tersebut dimaksudkan untuk merayakan Idulfitri, yang di Sudan dirayakan pada Jumat (21/4/2023).
Pernyataan Guterres itu muncul saat konferensi Pers di markas PBB di New York setelah pertemuan dengan perwakilan dari Uni Afrika, Liga Arab, PBB dan Uni Eropa, Kamis (20/4/2023).
Guterres mengungkapkan adanya konsensus yang kuat di antara partisipan yang mengecam pertempuran yang terjadi di Sudan, dan pemintaan untuk mengakhiri kekerasan.
Baca Juga: Ucapan Idulfitri dari Presiden AS Joe Biden, Mengaku Terkesan dengan Zakat Fitrah
“Sebagai prioritas secepatnya, saya meminta agar gencatan senjata setidaknya dilakukan selama tiga hari, untuk menandai perayaan Idulfitri,” tuturnya dikutip dari Arab News.
Gencatan senjata setidaknya bisa memberikan warga sipil yang terperangkap di zona konflik bisa keluar.
Baik itu untuk mencari kebutuhan medis, dan mendapatkan makanan serta pasokan esensial lainnya.
Pertempuran di Sudan semakain membara setelah 330 orang dilaporkan tewas, dan 3.200 orang lainnya terluka.
Pertempuran tersebut antara tentara Sudan dan pasukan paramiliter di Khartoum dan sejumlah wilayah lainnya.
Menurut Ahmed Al-Mandhari dari WHO, sebanyak 16 rumah sakit termasuk sembilan di Khartoum dilaporkan tak bisa berfungsi karena serangan dan minimnya pasokan.
Guterres mengatakan gencatan senjata akan memberikan kelonggaran dari pertempuran dan menjadi langkah pertama menuju penyelesaian konflik secara permanen.
Baca Juga: Zelenskyy Tekan NATO untuk Undang Ukraina Bergabung, Juga Minta Lebih Banyak Jet Tempur dan Senjata
“Saya secara pribadi terlibat dalam melakukan segala yang mungkin untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Guterres menambahkan kesepakatan gencatan senjata harus diteruskan dengan dialog yang serius antara kedua faksi untuk menyepakati transisi kekuasaan, memulai dengan penunjukkan pemerintahan sipil.
“Pertempuran harus dihentikan secepatnya,” ujar Guterres.
“Saya sangat kehawatir dengan jumlah korban yang buruk dari warga sipil dan situasi kemanusiaan yang mengerikan,” tambahnya.
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.